ANALISIS FILOSOFIS DISERTASI
A.
IDENTITAS DISERTASI
2.
Peneliti : AHYAR,
NIM 11730042
3.
Perguruan tinggi : UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA IBRAHIM MALANG, PASCA SARJANA, PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
4.
Tahun : 2015
B.
ANALISIS ONTOLOGIS
Kajian secara ontologis adalah kajian yang
dilakukan dalam rangka menjawab pertanyaan, Apakah yang ingin diketahui
disertasi? Apakah objek yang ditelaah ilmu? Bagaimanakah hakikat
dari objek itu? Bagaimanakah hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap
manusia yang membuahkan pengetahuan dan ilmu? Setelah
memperhatikan judul disertasi tersebut, maka kajian ontologi atau asal-usul
keilmuannya adalah dalam bidang ilmu manajemen yakni ilmu manajemen dalam
inovasi pembelajaran yang diterapkan pada kelas unggulan. Lebih lanjut yang menjadi fokus
penelitian adalah 1) konsep inovasi pembelajaran, 2) implementasi fungsi-fungsi
manajemen inovasi pembelajaran dan 3) implementasi manajemen inovasi
pembelajaran.
Inovasi yang di perhatikan dalam penelitian
ini adalah:
1.
Inovasi pendekatan pembelajaran.
Inovasi pendekatan pembelajaran menitikberatkan pada upaya
bagaimana peserta didik belajar kreatif dengan pola-polanya sendiri dengan
tanpa keluar dari rambu-rambu belajar yang telah diatur. Gagne mendefinisikan
belajar sebagai suatu proses terjadinya tingkah laku sebagai akibat dari
pengalaman dari dalam dan dari luar. Belajar pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pada individu yang sedang
belajar.
2.
Inovasi kurikulum yang diperkaya.
Inovasi terhadap kurikulum antara lain meliputi elemen
kesiapan guru (readiness teacher),
media, lingkungan belajar (learning
environment), waktu (time),
sarana, serta manajemen/ pengelolaan. Kurikulum yang dikembangkan dalam kelas
unggulan dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok kelas olimpiade dan kelompok
kelas pengayaan. Hal ini berarti terjadi proses perubahan dengan menambah dari
kurikulum yang telah ada. Stephen Robbins mendefinisikan inovasi sebagai suatu
gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk
(dalam hal ini kurikulum) atau proses dan jasa.
3.
Inovasi metode pembelajaran.
Para guru yang terlibat dalam kelas unggulan harus
memiliki komitmen untuk melakukan inovasi pendekatan maupun metode
pembelajaran. Beberapa inovasi yang dilakukan adalah Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif Menyenangkan dan Inovatif (PAKEMI), metode latihan (drill methode). Terdapat dua teori yang
mendasari inovasi metode pembelajaran ini, yaitu teori belajar konstruktivisme
dan teori perkembangan kognitif.
Teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa siswa
harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek
informasi baru dengan aturan lama dan merevisinya apabila ada aturan-aturan
yang tidak lagi sesuai. Satu prinsip yang paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberi pengetahuan kepada
siswa, namun siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya
dan memberikan pemahaman yang lebih tinggi.
Kemudian teori perkembangan kognitif menyatakan lebih
mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Proses belajar antara
lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan
struktur kognitif yang sudah terbentuk. Menurut teori ini belajar merupakan
perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai
tingkah laku yang nampak.
4.
Inovasi media pembelajaran.
Inovasi alat dan media pembelajaran dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Dalam
inovasi media pembelajaran ini kata kuncinya adalah bagaimana alat dan media
yang ada dapat menopang dan mendongkrak minat, motivasi, dan prestasi peserta
didik. Selain itu juga dilakukan inovasi perangkat pembelajaran menggunakan e-learning.
5.
Inovasi alokasi waktu pembelajaran.
Pada kelas unggulan dilakukan penambahan waktu
pembelajaran. Dasar dari penambahan waktu ini adalah: 1) kebutuhan; 2) mutu; 3)
layanan pembelajaran prima.
C.
KAJIAN EPISTEMOLOGIS
Epistemologi mengkaji mengenai bagaimana cara
memperoleh pengetahuan. Kajian ini membahas secara mendalam mengenai proses
yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Dalam disertasi
ini, penelitiannya menggunakan pendekatan kulitatif dengan jenis studi kasus
dan rancangan studi multisitus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara
berulang-ulang melalui analisis dalam kasus tunggal dan lintas kasus. Teknik
yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik deskriptif melalui Analysis Interactive Model, yang terdiri
dari koleksi data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Untuk
pengecekan keabsahan data dilakukan melalui credibility,
transferaility, dependability, dan konfirmability.
Sebagai objek penelitian adalah MTsN Praya
dan MTsN I Model Mataram. Pada kedua MTsN tersebut melakukan inovasi-inovasi yang diterapkan
pada kelas unggulan.
D.
KAJIAN AKSIOLOGIS
Dalam kajian aksiologi ini melihat kemanfaatan dari
disertasi. Untuk itu juga harus diketahui bagaiman kesimpulan dari
penelitiannya.
1.
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:
a.
Inovasi pembelajaran pada kedua MTsN belum sepenuhnya berjalan dengan
baik, karena masih ada guru yang kurang memiliki persepsi dan pemahaman yang
utuh tentang konsep inovasi pembelajaran yang unggul.
b.
Implementasi fungsi-fungsi manajemen inovasi pembelajaran dijalankan
melalui:
1)
Perencanaan inovasi pembelajaran didesain melalui standar seleksi yang middle, standar proses academic exelent based, spiritual
learning, dan standar output yang
unggul.
2)
Pengorganisasian inovasi pembelajaran dengan pengorganisasian kurikulum
yang diperkaya (enriched curriculum)
dengan kurikulum olimpiade sains, bahasa, dan agama; pengorganisasian alokasi
waktu pembelajaran; pengorganisasian peran dan tugas guru; dan pengorganisasian
sumber belajar.
3)
Pelaksanaan inovasi pembelajaran diimplementasikan melalui kurikulum
yang diperkaya (enriched curriculum)
dengan rumpun bidang studi olimpiade sains, bahasa, dan agama; penataan kelas
dengan moving class; pengelolaan
media berbasis IT, program penajaman, pengayaan, remidial dan pembinaan; dan full day school.
4)
Evaluasi inovasi pembelajaran dengan menggunakan jenis tes sumatif dan
formatif, mastery learning serta try out dengan high competition.
c.
Implikasi manajemen inovasi pembelajaran pada kelas telah memberikan
kontribusi terbangunnya sistem pembelajaran yang integratif, standarisasi guru,
dan reputasi madrasah.
2.
Manfaat penelitian
a.
Manfaat teoritis:
Menjadi sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam
bidang kajian manajemen pendidikan khususnya dalam manajemen inovasi
pembelajaran. dapat menjadi referensi atau rujukan yang bermanfaat bagi
kemajuan perkembangan ilmu manajemen di masayang akan datang.
b.
Manfaat praktis:
Memberi sumbangan positif bagi kalangan guru, madrasah, akademisi,
pemerintah (Kemenag), peneliti lain.
1)
Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk rujukan dalam mengembangkan
model-model inovasi pembelajaran mutahir dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas.
2)
Bagi madrasah penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi
sekaligus referensi dalam rangka perbaikan-perbaikan model-model pelayanan
pembelajaran kepada peserta didik.
3)
Manfaat bagi akademisi adalah sebagai sumbangan positif dan tambahan
informasi dalam upaya mengembangkan konsep inovasi pembelajaran secara lebih
mendalam dan komprehensif di masa yang akan datang.
4)
Manfaat bagi pemerintah adalah sebagai bahan kajian dan referensi yang
dapat dijadikan rujukan oleh pemerintah dalam menentukan kebijakan yang terkait
langsung dengan pengelolaan pembelajaran
di madrasah. Sedangkan manfaat bagi peneliti lain adalah sebagi bahan kajian
dan referensi yang dapat dijadikan rujukan penelitian yang berkaitan dengan
inovasi-inovasi pembelajaran.
E.
TESIS, ANTITESIS, DAN SINTESIS:
1.
Tesis : Inovasi
pembelajaran pada kedua MTsN belum sepenuhnya berjalan dengan baik, karena
masih ada guru yang kurang memiliki persepsi dan pemahaman yang utuh tentang
konsep inovasi pembelajaran yang unggul.
Antitesis :
Inovasi pembelajaran pada MTsN yang lain sudah sepenuhnya berjalan dengan baik.
Sintesis :
Inovasi pembelajaran pada kedua MTsN dan MTsN yang sudah sepenuhnya berjalan
dengan baik bila semua guru memiliki persepsi dan pemahaman yang utuh tentang
konsep inovasi pembelajaran yang unggul.
2.
Tesis : Implikasi
manajemen inovasi pembelajaran pada kelas di kedua MTsN telah memberikan
kontribusi terbangunnya sistem pembelajaran yang integratif, standarisasi guru,
dan reputasi madrasah.
Antitesis :
Implikasi manajemen inovasi pembelajaran pada kelas selain kedua MTsN sudah memberikan
kontribusi terbangunnya sistem pembelajaran yang integratif, standarisasi guru,
dan reputasi madrasah.
Sintesis :
Implikasi manajemen inovasi pembelajaran pada kelas di kedua MTsN dan selain
kedua MTsN sudah memberikan kontribusi terbangunnya sistem pembelajaran yang
integratif, standarisasi guru, dan reputasi madrasah.
No comments:
Post a Comment