Wednesday, 14 November 2018

ANALISIS FILOSOFIS DISERTASI


ANALISIS FILOSOFIS DISERTASI

A.     IDENTITAS DISERTASI
2.    Peneliti                  : AHYAR, NIM 11730042
3.    Perguruan tinggi    : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA IBRAHIM MALANG, PASCA SARJANA, PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
4.    Tahun                    : 2015

B.     ANALISIS ONTOLOGIS
Kajian secara ontologis adalah kajian yang dilakukan dalam rangka menjawab pertanyaan, Apakah yang ingin diketahui disertasi? Apakah objek yang ditelaah ilmu? Bagaimanakah hakikat dari objek itu? Bagaimanakah hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan dan ilmu? Setelah memperhatikan judul disertasi tersebut, maka kajian ontologi atau asal-usul keilmuannya adalah dalam bidang ilmu manajemen yakni ilmu manajemen dalam inovasi pembelajaran yang diterapkan pada kelas unggulan. Lebih lanjut yang menjadi fokus penelitian adalah 1) konsep inovasi pembelajaran, 2) implementasi fungsi-fungsi manajemen inovasi pembelajaran dan 3) implementasi manajemen inovasi pembelajaran.
Inovasi yang di perhatikan dalam penelitian ini adalah:
1.      Inovasi pendekatan pembelajaran.
Inovasi pendekatan pembelajaran menitikberatkan pada upaya bagaimana peserta didik belajar kreatif dengan pola-polanya sendiri dengan tanpa keluar dari rambu-rambu belajar yang telah diatur. Gagne mendefinisikan belajar sebagai suatu proses terjadinya tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dari dalam dan dari luar. Belajar pada hakekatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pada individu yang sedang belajar.

2.    Inovasi kurikulum yang diperkaya.
Inovasi terhadap kurikulum antara lain meliputi elemen kesiapan guru (readiness teacher), media, lingkungan belajar (learning environment), waktu (time), sarana, serta manajemen/ pengelolaan. Kurikulum yang dikembangkan dalam kelas unggulan dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok kelas olimpiade dan kelompok kelas pengayaan. Hal ini berarti terjadi proses perubahan dengan menambah dari kurikulum yang telah ada. Stephen Robbins mendefinisikan inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk (dalam hal ini kurikulum) atau proses dan jasa.

3.    Inovasi metode pembelajaran.
Para guru yang terlibat dalam kelas unggulan harus memiliki komitmen untuk melakukan inovasi pendekatan maupun metode pembelajaran. Beberapa inovasi yang dilakukan adalah Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan dan Inovatif (PAKEMI), metode latihan (drill methode). Terdapat dua teori yang mendasari inovasi metode pembelajaran ini, yaitu teori belajar konstruktivisme dan teori perkembangan kognitif.
Teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan lama dan merevisinya apabila ada aturan-aturan yang tidak lagi sesuai. Satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberi pengetahuan kepada siswa, namun siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya dan memberikan pemahaman yang lebih tinggi.
Kemudian teori perkembangan kognitif menyatakan lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Proses belajar antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah terbentuk. Menurut teori ini belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.

4.    Inovasi media pembelajaran.
Inovasi alat dan media pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.  Dalam inovasi media pembelajaran ini kata kuncinya adalah bagaimana alat dan media yang ada dapat menopang dan mendongkrak minat, motivasi, dan prestasi peserta didik. Selain itu juga dilakukan inovasi perangkat pembelajaran menggunakan e-learning.

5.    Inovasi alokasi waktu pembelajaran.
Pada kelas unggulan dilakukan penambahan waktu pembelajaran. Dasar dari penambahan waktu ini adalah: 1) kebutuhan; 2) mutu; 3) layanan pembelajaran prima.

C.     KAJIAN EPISTEMOLOGIS
Epistemologi mengkaji mengenai bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Kajian ini membahas secara mendalam mengenai proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Dalam disertasi ini, penelitiannya menggunakan pendekatan kulitatif dengan jenis studi kasus dan rancangan studi multisitus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara berulang-ulang melalui analisis dalam kasus tunggal dan lintas kasus. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik deskriptif melalui Analysis Interactive Model, yang terdiri dari koleksi data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Untuk pengecekan keabsahan data dilakukan melalui credibility, transferaility, dependability, dan konfirmability.
Sebagai objek penelitian adalah MTsN Praya dan MTsN I Model Mataram. Pada kedua MTsN tersebut  melakukan inovasi-inovasi yang diterapkan pada kelas unggulan.


D.     KAJIAN AKSIOLOGIS
Dalam kajian aksiologi ini melihat kemanfaatan dari disertasi. Untuk itu juga harus diketahui bagaiman kesimpulan dari penelitiannya.
1.      Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:
a.      Inovasi pembelajaran pada kedua MTsN belum sepenuhnya berjalan dengan baik, karena masih ada guru yang kurang memiliki persepsi dan pemahaman yang utuh tentang konsep inovasi pembelajaran yang unggul.
b.      Implementasi fungsi-fungsi manajemen inovasi pembelajaran dijalankan melalui:
1)     Perencanaan inovasi pembelajaran didesain melalui standar seleksi yang middle, standar proses academic exelent based,  spiritual learning, dan standar output yang unggul.
2)     Pengorganisasian inovasi pembelajaran dengan pengorganisasian kurikulum yang diperkaya (enriched curriculum) dengan kurikulum olimpiade sains, bahasa, dan agama; pengorganisasian alokasi waktu pembelajaran; pengorganisasian peran dan tugas guru; dan pengorganisasian sumber belajar.
3)     Pelaksanaan inovasi pembelajaran diimplementasikan melalui kurikulum yang diperkaya (enriched curriculum) dengan rumpun bidang studi olimpiade sains, bahasa, dan agama; penataan kelas dengan moving class; pengelolaan media berbasis IT, program penajaman, pengayaan, remidial dan pembinaan; dan full day school.
4)     Evaluasi inovasi pembelajaran dengan menggunakan jenis tes sumatif dan formatif, mastery learning serta try out dengan high competition.
c.      Implikasi manajemen inovasi pembelajaran pada kelas telah memberikan kontribusi terbangunnya sistem pembelajaran yang integratif, standarisasi guru, dan reputasi madrasah.

2.    Manfaat penelitian
a.      Manfaat teoritis:
Menjadi sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kajian manajemen pendidikan khususnya dalam manajemen inovasi pembelajaran. dapat menjadi referensi atau rujukan yang bermanfaat bagi kemajuan perkembangan ilmu manajemen di masayang akan datang.
b.      Manfaat praktis:
Memberi sumbangan positif  bagi kalangan guru, madrasah, akademisi, pemerintah (Kemenag), peneliti lain.
1)     Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk rujukan dalam mengembangkan model-model inovasi pembelajaran mutahir dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
2)     Bagi madrasah penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi sekaligus referensi dalam rangka perbaikan-perbaikan model-model pelayanan pembelajaran kepada peserta didik.
3)     Manfaat bagi akademisi adalah sebagai sumbangan positif dan tambahan informasi dalam upaya mengembangkan konsep inovasi pembelajaran secara lebih mendalam dan komprehensif di masa yang akan datang.
4)     Manfaat bagi pemerintah adalah sebagai bahan kajian dan referensi yang dapat dijadikan rujukan oleh pemerintah dalam menentukan kebijakan yang terkait langsung dengan  pengelolaan pembelajaran di madrasah. Sedangkan manfaat bagi peneliti lain adalah sebagi bahan kajian dan referensi yang dapat dijadikan rujukan penelitian yang berkaitan dengan inovasi-inovasi pembelajaran.

E.     TESIS, ANTITESIS, DAN SINTESIS:
1.    Tesis          : Inovasi pembelajaran pada kedua MTsN belum sepenuhnya berjalan dengan baik, karena masih ada guru yang kurang memiliki persepsi dan pemahaman yang utuh tentang konsep inovasi pembelajaran yang unggul.
Antitesis     : Inovasi pembelajaran pada MTsN yang lain sudah sepenuhnya berjalan dengan baik.
Sintesis      : Inovasi pembelajaran pada kedua MTsN dan MTsN yang sudah sepenuhnya berjalan dengan baik bila semua guru memiliki persepsi dan pemahaman yang utuh tentang konsep inovasi pembelajaran yang unggul.
2.    Tesis          : Implikasi manajemen inovasi pembelajaran pada kelas di kedua MTsN telah memberikan kontribusi terbangunnya sistem pembelajaran yang integratif, standarisasi guru, dan reputasi madrasah.
Antitesis     : Implikasi manajemen inovasi pembelajaran pada kelas selain kedua MTsN sudah memberikan kontribusi terbangunnya sistem pembelajaran yang integratif, standarisasi guru, dan reputasi madrasah.
Sintesis      : Implikasi manajemen inovasi pembelajaran pada kelas di kedua MTsN dan selain kedua MTsN sudah memberikan kontribusi terbangunnya sistem pembelajaran yang integratif, standarisasi guru, dan reputasi madrasah.

No comments:

Post a Comment