BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab kajian pustaka ini dipaparkan sebagai berikut :
(a) Pengertian Motivasi, (b) Fungsi motivasi, (c) Jenis Motivasi, (d) Metode
Tanya Jawab, (e) Jenis-Jenis Pertanyaan, (e) Teknik Bertanya, (f) Pengertian
Interaksi, (g) Jenis-Jenis Interaksi, (h) Ciri-ciri interaksi, (i) Metode
Diskusi
A. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu determinan
dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi
berhubungan dengan (1) arah perilaku ; (2) kekuatan respon (yakni usaha)
setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakan tertentu ; dan (3) ketahan
perilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berperilaku menurut cara
tertentu.
Martinis Yamin ( 2003 : 80) motivasi
merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan
kegiatan belajar dan menambah ketrampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan
mengarah minat belajar untuk tercapai
suatu tujuan. Siswa akan bersungguh-sungguh belajar karena termotivasi mencari
prestasi,mendapat kedudukan dalam jabatan, menjadi politikus, dan memecahkan
masalah.
Winkel (dalam Martinis Yamin : 2003 :
83) mengibaratkan motivasi dengan
kekuatan mesin di kendaraan. Mesin yang berkekuatan tinggi menjamin lajunya
kendaraan biar jalan itu mendaki dan kendaraan membawa muatan yang berat. Namun motivasi belajar tidak hanya memberikan
kekuatan pada daya-daya belajar, tetapi juga memberi arah yang jelas.
Prinsip-prinsip motivasi adalah
memberi penguatan, sokongan, arahan pada perilaku yang erat kaitannya dengan
prinsip-prinsip dalam belajar yang telah ditemui oleh para ahli ilmu
belajar. Memberikan motivasi kepada
siswa berarti kita memberdayakan afeksi mereka agar dapat melakukan sesuatu,
melalui penguatan langsung ( eksternal), penguatan pengganti, dan penguatan
diri sendiri.
B.
Fungsi motivasi
Fungsi motivasi menurut Oemar
Hamalik ( dalam Martinis Yamin 2007 : 224 ) meliputi sebagai berikut :
a.
Mendorong timbulnya kelakuan
atau sesuatu perbuatan. Tanpa motivasi , maka tidak akan timbul sesuatu
perbuatan seperti belajar.
b.
Motivasi berfungsi sebagai
pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan
c.
Motivasi berfungsi sebagai
penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil ibarat Winkel sebelum ini.
Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Prinsip-prinsip motivasi adalah
memberi penguatan, sokongan, arahan pada perilaku yang erat kaitannya dengan
prinsip-prinsip dalam belajar yang telah ditemui oleh para ahli ilmu belajar.
Belajar merupakan suatu proses yang rumit dan unik. Kita hanya dapat mengamati
perilaku belajarnya, dan kita hanya dapat mengamati terjadi perubahan perilaku
tersebut setelah dilakukan penilaian.
Memberikan motivasi kepada siswa,
berarti kita memberdayakan afeksi mereka agar dapat melakukan sesuatu, melalui
penguatan agar langsung (eksternal), penguatan pengganti, dan penguatan diri
sendiri.
C.
Jenis Motivasi
Menurut Martinis Yamin ( 2007 : 85) jenis
motivasi dalam belajar dibedakan dalam dua jenis, yaitu :
a. Motivasi eksktrinsik
Motivasi eksktrinsik merupakan kegiatan
belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak
berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri. Motivasi ini tumbuh adanya dorongan dari luar diri seseorang.
b. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan yang
secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Misalnya belajar ingin
memecahkan suatu permasalahan, ingin mengetahui mekanisme sesuatu berdasarkan
hukum dan rumus-rumus, dan lain-lain.
D.
Metode Tanya Jawab
Menurut J.J. Hasibuan (2009 :
14), Dalam proses belajar mengajar,
bertanya memegang peranan yang penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik
dengan teknik pengajuan yang tepat akan :
a.
Meningkatkan partisipasi siswa
dalam kegiatan belajar mengajar
b.
Membangkitkan minat dan rasa
ingin tahu siswa, sebab masalah yang sedang dibicarakan
c.
Mengembangkan pola berpikir dan
belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri adalah bertanya.
d.
Menuntun proses berpikir siswa,
sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban
yang baik.
e.
Memusatkan perhatian murid
terhadap masalah yang sedang dibahas.
E.
Jenis- Jenis Pertanyaan
Terdapat beberapa cara untuk menggolongkan jenis-jenis
pertanyaan. Beberapa diantaranya adalah :
a.
Jenis Pertanyaan menurut
maksudnya, meliputi :
1.
Pertanyaan pemintaan, yaitu
pertanyaan yang mengharapkan agar orang lain memenuhi perintah yang diucapkan
dalam bentuk pertanyaan.
2.
Pertanyaan retorik, yaitu
pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh
guru karena merupakan teknik penyampaian informasi kepada siswa.
3.
Pertanyaan mengarahkan atau
menuntun, yaitu pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam
proses berfikir.
4.
Pertanyaan menggali, yaitu
pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa lebih memahami jawaban terhadap
pertanyaan sebelumnya.
F.
Teknik Bertanya
Suatu pertanyaan yang dapat ditinjau
dari segi isinya dan juga cara mangajukannya. Artinya bila pertanyaan baik
tetapi cara mengajukannya tidak baik, akan mengakibatkan tidak tercapai tujuan
orang yang dikehendaki. Oleh karena itu teknik dari pertanyaan harus pula
dipakai dan dilatih. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengajukan
pertanyaan antara lain :
1.
Kejelasan dan kaitan pertanyaan
Pertanyaan hendakanta diajukan dengan jelas, serta
tampak kaitannya antara jalan pikiran yang satu dengan yang lain. Hindari
kebiasaan-kebiasaan yang jelek.
2.
Kecepatan dan selang waktu
Usahakan menyampaikan pertanyaan dengan jelas serta
tidak tergesa-gesa. Begitu pertanyaan selesai diucapkan, berhentilah sejenak
untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir.
3.
Arah dan distribusi
penunjukkan
Pertanyaan hendaknya diajukan ke seluruh kelas. Sesudah
diberi kesempatan berfikir, barulah menunjuk seseorang untuk menjawabnya.
Diusahakan agar pertanyaan disistribusikan secara merata ke sluruh kelas.
4.
Teknik reinforcement
Dimaksudkan untuk menimbulkan sikap yang positif pada
siswa serta meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar,
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan belajar yang lebih baik.
5.
Teknik menuntun dan menggali
Pertanyaan diajukan untuk menuntun dan menodorng siswa
untuk lebih mendalami jawaban terhadap
pertanyaan sebelumnya.
G.
Pengertian Interaksi
Martinis Yamin ( 2003 : 91) menyatakan
bahwa Interaksi adalah proses komunikasi yang dilakukan secara timbal balik
dalam menyampaikan pesan (message) kepada siswa. Interaksi yang dimaksud
disini tidak terlepas dari unsur komunikasi, yakni melibatkan komponen
komunikator, komunikan, pesan, dan media. Keempat unsur ini akan melahirkan
umpan balik yang disebut interaksi.
Menurut Oemar Hamalik ( dalam
Martinis Yamin : 2003 : 91) menjelaskan tentang cara mengkomunikasikan materi
dan menimbulkan motivasi siswa adalah sebagai berikut :
1.
Kemukakan tujuan yang hendak
dicapai kepada siswa agar mendapat perhatian mereka
2.
Tunjukkan hubungan-hubungan,
kunci agar siswa benar-benar memahami apa yang sedang diperbincangkan
3.
Jelaskan pelajaran secara
nyata, diusahakan menggunakan media intruksional sehingga lebih memperjelaskan
masalah-masalah yang sedang dibahas.
H.
Ciri-Ciri Interaksi
Pembelajaran
Bahasa merupakan alat utama dalam
berinteraksi eduaktif antara guru dengan siswa, dan bahasa memiliki sifat
tersendiri yang perlu disadari dalam berkomunikasi. Proses pembelajaran
merupakan proses interaksi dua manusia, yakni siswa sebagai pihak yang belajar,
dan guru sebagai pihak yang mengkondisikan terjadinya belajar.
Menurut Suardi ( dalam Martinis
Yamin, 2007 : 173) lebih lanjut menjelaskan ciri-ciri interaksi dalam
pembelajaran yaitu :
1.
Interaksi dalam pembelajaran
memiliki tujuan, yaitu untuk membantu anak dalam perkembangan tertentu.
2.
Ada suatu prosedur (jalannya
interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
3.
Interaksi Pembelajaran ditandai
dengan satu penggarapan materi yang khusus.
4.
Ditandai dengan adanya
aktifitas siswa. Sebagai konsekuensi bahwa siswa merupakan sentral, maka
aktifitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar
mengajar.
5.
Dalam interaksi belajar guru
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing.
6.
Interaksi pembelajaran
membutuhkan disiplin. Disiplin dalam interaksi pembelajaran diartikan sebagai
suatu pola perilaku sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh
semua pihak secara sadar, baik oleh pihak guru maupun siswa.
7.
Ada batas waktu. Untuk mencapai
indikator atau tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem kelas, batas waktu
menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan.
I.
Jenis-Jenis Interaksi
Secara garis besar Rurakhmad ( dalam
Martinis Yamin, 2007 : 169) menggolongkan interaksi dalam tiga jenis yaitu :
a.
Pengalaman riil, yakni segenap
media di dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Pengalaman buatan, yakni
segenap media yang sengaja diciptakan untuk mendekatkan pada pengalaman riil
c.
Pengalaman verbal, berupa
ceramah, catatan merupakan alat utama dalam berinteraksi.
J.
Pengertian Diskusi
Martinis Yamin ( 2003 : 69 ) menyatakan bahwa
metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan
guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik
atau permasalahan tertentu.
Dilihat dari pengorganisasian materi
pembelajarn, ada perbedaan yang sangat prinsip dibandingkan dengan metode
ceramah atau demontrasi. Pada metode ini bahan atau materi pembelajaran tidak
diorganisir sebelumnya dan tidak disajikan secara langsung kepada siswa. Materi
pembelajaran ditemukan dan diorganisir oleh siswa sendiri.
Menurut Killes (dalam Wina Sanjaya, 2008
: 154) Tujuan utama metode Diskusi adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan.
K.
Jenis-Jenis Diskusi
Menurut Wina Sanjaya ( 2008 : 155)
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses
pembelajaran, yaitu :
1.
Diskusi kelompok atau diskusi
kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh
kelas secara keseluruhan. Yang mengatur
jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.
2.
Diskusi kelompok kecil. Pada
diskusi ini siswa dibagi menjadi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok
terdiri 3 – 7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini di mulai dari guru
menyajikan masalah dengan beberapa sub masalah. Proses diskusi diakhiri dengan
laporan setiap kelompok.
Jenis apapun diskusi yang digunakan
menurut Bridges ( dalam wina Sanjaya , 2008 : 155) dalam proses pelaksanaanya
guru harus mengatur kondisi agar : (1) setiap siswa dapat berbicara mengeluarkan
gagasan dan pendapatnya; (2) setiap siswa harus saling menghargai pendapat
orang lain; (3) setiap siswa harus saling memberikan respon; (4) setiap siswa
harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap penting; dan (5)
melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuannya serta
memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.
L.
Kelebihan dan kelemahan metode
Diskusi.
Ada beberpa kelebihan metode diskusi, manakala
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar:
1.
metode diskusi dapat merangsang
siswa untuk lebih kreatif khusunya dalam memberikan gagasan dan ide-ide
2.
Dapat melatih untuk membiasakan
diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
3.
dapat melatih siswa untuk dapat
mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga
bisa melatihsiswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki
beberapa kelemahan, diantaranya :
1.
Sering terjadi pembicaraan
dalam diskusi dikuasai 2 atau 3 orang siswa yang memiliki ketrampilan
berbicara.
2.
Kadang-kadang pembahasan dalam
diskusi meluas sehingga kesimpulan menjadi kabur
3.
memerlukan waktu yang
cukuppanjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4.
dalam diskusi sering terjadi
perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya,
kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu
iklim pembelajaran.
M.
Cerdas Cermat Mandiri
Suatu teknik lempar pertanyaan yang
dipandu oleh guru pembimbing secara berganti selayaknya seperti lomba cerdas
cermat pada umumnya. Pada sistem pembelajaran ini soal didesain dan disiapkan
sendiri oleh siswa. Dengan metode ini siswa akan termotivasi dalam membuat
pertayaan – pertanyaan yang nantinya dipersiapkan untuk lomba cerdasa Cermat
antar kelompok dalam kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, 2002, Profesionalisme Guru dalam
Pembelajaran, Penerbit Insan
Cendekia, Surabaya.
Aqib, Zainal, 2007, Penelitian
Tindakan Kelas, Penerbit Yrana
Widya, Bandung.
Arifin, Zaenal, 2008, Metodologi Penelitian
Pendidikan, Lentera Cendekia, Surabaya
Danim, Sudarwan, 2008, Media Komunikasi Pendidikan,
PT. Bumi Aksara, Jakarta
Hamalik, Oemar, 1990, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, PT. Cutra
Aditya, Bandung
Isjoni dkk, 2008, Pembelajaran Terkini,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Hasibuan dkk, 2009, Proses Belajar Mengajari, Penerbit Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Sukardi, 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan
Kompetensi dan Praktiknya, Penerbit
Bumi Aksara, Jakarta.
Sanjaya, Wina, 2008, Strategi Pembelajaran Berorientasi
Proses Pendidikan, Penerbit Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Trianto, 2007, Model-Model Pembelajaran Inovatif
berorientasi Konstruktivistik,
Penerbit Prestasi Pustka Publisher, Jakarta.
Yamin, Martini, 2007, Kiat Membelajarkan Siswa, Penerbit Gaung Persada press, Jakarta
Sumber: Bambang Ardianto, 2012. Peningkatan Motivasi Bertanya Jawab Siswa dalam Materi Sistem Pernapasan Kelas VIII-E SMP Negeri 3 Taman Melalaui Metode Diskusi Cerdas Cermat Mandiri.