Showing posts with label PTK. Show all posts
Showing posts with label PTK. Show all posts

Friday 27 December 2013

METODE DISKUSI CERDAS CERMAT MANDIRI

BAB  II
KAJIAN PUSTAKA

Pada bab kajian pustaka ini dipaparkan sebagai berikut : (a) Pengertian Motivasi, (b) Fungsi motivasi, (c) Jenis Motivasi, (d) Metode Tanya Jawab, (e) Jenis-Jenis Pertanyaan, (e) Teknik Bertanya, (f) Pengertian Interaksi, (g) Jenis-Jenis Interaksi, (h) Ciri-ciri interaksi, (i) Metode Diskusi
 A.    Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu determinan dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1) arah perilaku ; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakan tertentu ; dan (3) ketahan perilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu.
Martinis Yamin ( 2003 : 80) motivasi merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar  untuk tercapai suatu tujuan. Siswa akan bersungguh-sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi,mendapat kedudukan dalam jabatan, menjadi politikus, dan memecahkan masalah.
Winkel (dalam Martinis Yamin : 2003 : 83)  mengibaratkan motivasi dengan kekuatan mesin di kendaraan. Mesin yang berkekuatan tinggi menjamin lajunya kendaraan biar jalan itu mendaki dan kendaraan membawa muatan yang berat.  Namun motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya-daya belajar, tetapi juga memberi arah yang jelas.
Prinsip-prinsip motivasi adalah memberi penguatan, sokongan, arahan pada perilaku yang erat kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam belajar yang telah ditemui oleh para ahli ilmu belajar.  Memberikan motivasi kepada siswa berarti kita memberdayakan afeksi mereka agar dapat melakukan sesuatu, melalui penguatan langsung ( eksternal), penguatan pengganti, dan penguatan diri sendiri.
  
B.    Fungsi motivasi
Fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik  ( dalam Martinis Yamin  2007 : 224 ) meliputi sebagai berikut :
a.       Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa motivasi , maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
b.      Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan
c.       Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil ibarat Winkel sebelum ini. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Prinsip-prinsip motivasi adalah memberi penguatan, sokongan, arahan pada perilaku yang erat kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam belajar yang telah ditemui oleh para ahli ilmu belajar. Belajar merupakan suatu proses yang rumit dan unik. Kita hanya dapat mengamati perilaku belajarnya, dan kita hanya dapat mengamati terjadi perubahan perilaku tersebut setelah dilakukan penilaian.
Memberikan motivasi kepada siswa, berarti kita memberdayakan afeksi mereka agar dapat melakukan sesuatu, melalui penguatan agar langsung (eksternal), penguatan pengganti, dan penguatan diri sendiri.

C.    Jenis Motivasi
Menurut Martinis Yamin ( 2007 : 85) jenis motivasi dalam belajar dibedakan dalam dua jenis, yaitu :
a.       Motivasi eksktrinsik
Motivasi eksktrinsik merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri. Motivasi ini tumbuh adanya  dorongan dari luar diri seseorang.
b.      Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Misalnya belajar ingin memecahkan suatu permasalahan, ingin mengetahui mekanisme sesuatu berdasarkan hukum dan rumus-rumus, dan lain-lain.

D.    Metode Tanya Jawab
Menurut J.J. Hasibuan (2009 : 14),  Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan yang penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan :
a.       Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
b.      Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa, sebab masalah yang sedang dibicarakan
c.       Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri adalah bertanya.
d.      Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.
e.       Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.
  
E.    Jenis- Jenis Pertanyaan
Terdapat beberapa cara untuk menggolongkan jenis-jenis pertanyaan. Beberapa diantaranya adalah :
a.       Jenis Pertanyaan menurut maksudnya, meliputi :
1.      Pertanyaan pemintaan, yaitu pertanyaan yang mengharapkan agar orang lain memenuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
2.      Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru karena merupakan teknik penyampaian informasi kepada siswa.
3.      Pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yaitu pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam proses berfikir.
4.      Pertanyaan menggali, yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa lebih memahami jawaban terhadap pertanyaan sebelumnya.

F.     Teknik Bertanya
Suatu pertanyaan yang dapat ditinjau dari segi isinya dan juga cara mangajukannya. Artinya bila pertanyaan baik tetapi cara mengajukannya tidak baik, akan mengakibatkan tidak tercapai tujuan orang yang dikehendaki. Oleh karena itu teknik dari pertanyaan harus pula dipakai dan dilatih. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan antara lain :
1.      Kejelasan dan kaitan pertanyaan
Pertanyaan hendakanta diajukan dengan jelas, serta tampak kaitannya antara jalan pikiran yang satu dengan yang lain. Hindari kebiasaan-kebiasaan yang jelek.
2.      Kecepatan dan selang waktu
Usahakan menyampaikan pertanyaan dengan jelas serta tidak tergesa-gesa. Begitu pertanyaan selesai diucapkan, berhentilah sejenak untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir.
3.      Arah dan distribusi penunjukkan
Pertanyaan hendaknya diajukan ke seluruh kelas. Sesudah diberi kesempatan berfikir, barulah menunjuk seseorang untuk menjawabnya. Diusahakan agar pertanyaan disistribusikan secara merata ke sluruh kelas.
4.      Teknik reinforcement
Dimaksudkan untuk menimbulkan sikap yang positif pada siswa serta meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan belajar yang lebih baik.
5.      Teknik menuntun dan menggali
Pertanyaan diajukan untuk menuntun dan menodorng siswa untuk lebih mendalami jawaban  terhadap pertanyaan sebelumnya.
G.    Pengertian Interaksi
Martinis Yamin ( 2003 : 91) menyatakan bahwa Interaksi adalah proses komunikasi yang dilakukan secara timbal balik dalam menyampaikan pesan (message) kepada siswa. Interaksi yang dimaksud disini tidak terlepas dari unsur komunikasi, yakni melibatkan komponen komunikator, komunikan, pesan, dan media. Keempat unsur ini akan melahirkan umpan balik yang disebut interaksi.
Menurut Oemar Hamalik ( dalam Martinis Yamin : 2003 : 91) menjelaskan tentang cara mengkomunikasikan materi dan menimbulkan motivasi siswa adalah sebagai berikut :
1.      Kemukakan tujuan yang hendak dicapai kepada siswa agar mendapat perhatian mereka
2.      Tunjukkan hubungan-hubungan, kunci agar siswa benar-benar memahami apa yang sedang diperbincangkan
3.      Jelaskan pelajaran secara nyata, diusahakan menggunakan media intruksional sehingga lebih memperjelaskan masalah-masalah yang sedang dibahas.

H.     Ciri-Ciri Interaksi Pembelajaran
Bahasa merupakan alat utama dalam berinteraksi eduaktif antara guru dengan siswa, dan bahasa memiliki sifat tersendiri yang perlu disadari dalam berkomunikasi. Proses pembelajaran merupakan proses interaksi dua manusia, yakni siswa sebagai pihak yang belajar, dan guru sebagai pihak yang mengkondisikan terjadinya belajar.
Menurut Suardi ( dalam Martinis Yamin, 2007 : 173) lebih lanjut menjelaskan ciri-ciri interaksi dalam pembelajaran yaitu :
1.      Interaksi dalam pembelajaran memiliki tujuan, yaitu untuk membantu anak dalam perkembangan tertentu.
2.      Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
3.      Interaksi Pembelajaran ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.
4.      Ditandai dengan adanya aktifitas siswa. Sebagai konsekuensi bahwa siswa merupakan sentral, maka aktifitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar.
5.      Dalam interaksi belajar guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing.
6.      Interaksi pembelajaran membutuhkan disiplin. Disiplin dalam interaksi pembelajaran diartikan sebagai suatu pola perilaku sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh semua pihak secara sadar, baik oleh pihak guru maupun siswa.
7.      Ada batas waktu. Untuk mencapai indikator atau tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem kelas, batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. 
I.    Jenis-Jenis Interaksi
Secara garis besar Rurakhmad ( dalam Martinis Yamin, 2007 : 169) menggolongkan interaksi dalam tiga jenis yaitu :
a.       Pengalaman riil, yakni segenap media di dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Pengalaman buatan, yakni segenap media yang sengaja diciptakan untuk mendekatkan pada pengalaman riil
c.       Pengalaman verbal, berupa ceramah, catatan merupakan alat utama dalam berinteraksi.
 
J.     Pengertian Diskusi
Martinis Yamin ( 2003 : 69 ) menyatakan bahwa metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.
Dilihat dari pengorganisasian materi pembelajarn, ada perbedaan yang sangat prinsip dibandingkan dengan metode ceramah atau demontrasi. Pada metode ini bahan atau materi pembelajaran tidak diorganisir sebelumnya dan tidak disajikan secara langsung kepada siswa. Materi pembelajaran ditemukan dan diorganisir oleh siswa sendiri.
Menurut Killes (dalam Wina Sanjaya, 2008 : 154) Tujuan utama metode Diskusi adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.

K.    Jenis-Jenis Diskusi
Menurut Wina Sanjaya ( 2008 : 155) Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran, yaitu :
1.      Diskusi kelompok atau diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan.  Yang mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.
2.      Diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi menjadi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri 3 – 7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini di mulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa sub masalah. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
Jenis apapun diskusi yang digunakan menurut Bridges ( dalam wina Sanjaya , 2008 : 155) dalam proses pelaksanaanya guru harus mengatur kondisi agar : (1) setiap siswa dapat berbicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya; (2) setiap siswa harus saling menghargai pendapat orang lain; (3) setiap siswa harus saling memberikan respon; (4) setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap penting; dan (5) melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.

L.     Kelebihan dan kelemahan metode Diskusi.
Ada beberpa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar:
1.      metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khusunya dalam memberikan gagasan dan ide-ide
2.      Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
3.      dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bisa melatihsiswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :
1.      Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai 2 atau 3 orang siswa yang memiliki ketrampilan berbicara.
2.      Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga kesimpulan menjadi kabur
3.      memerlukan waktu yang cukuppanjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4.      dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.


M.    Cerdas Cermat Mandiri
Suatu teknik lempar pertanyaan yang dipandu oleh guru pembimbing secara berganti selayaknya seperti lomba cerdas cermat pada umumnya. Pada sistem pembelajaran ini soal didesain dan disiapkan sendiri oleh siswa. Dengan metode ini siswa akan termotivasi dalam membuat pertayaan – pertanyaan yang nantinya dipersiapkan untuk lomba cerdasa Cermat antar kelompok dalam kelas.

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, 2002, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran,  Penerbit Insan Cendekia,  Surabaya.

Aqib, Zainal, 2007, Penelitian Tindakan Kelas,  Penerbit Yrana Widya,  Bandung.
Arifin, Zaenal, 2008, Metodologi Penelitian Pendidikan, Lentera Cendekia, Surabaya

Danim, Sudarwan, 2008, Media Komunikasi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Hamalik, Oemar, 1990, Perencanaan Pengajaran  Berdasarkan Pendekatan Sistem, PT. Cutra Aditya, Bandung

Isjoni dkk, 2008, Pembelajaran Terkini, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Hasibuan dkk, 2009, Proses  Belajar Mengajari, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sukardi, 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,  Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Sanjaya, Wina, 2008, Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan,  Penerbit Kencana Prenada Media Group,  Jakarta.

Trianto, 2007, Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik,  Penerbit Prestasi Pustka Publisher, Jakarta.

Yamin, Martini, 2007, Kiat Membelajarkan Siswa,  Penerbit Gaung Persada press, Jakarta


Sumber: Bambang Ardianto, 2012. Peningkatan Motivasi Bertanya Jawab Siswa dalam Materi Sistem Pernapasan Kelas VIII-E SMP Negeri 3 Taman Melalaui  Metode Diskusi Cerdas Cermat Mandiri.