Friday, 30 September 2016

PENGINTEGRASIAN PENDEKATAN SAINTIFIK KE DALAM MODEL-MODEL PEMBELAJARAN






































KEGIATAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013




Kurikulum 2013 telah diluncurkan beberapa tahaun yang lalu.pada waktu itu Menteri Pendidikan dijabat oleh Bapak Moh. Nuh. Sejak diluncurkannya kurikulum tersebut banyak menuai kritikan. Ada yang mendukung tak sedikit juga yang menolak atau bahkan meragukan. Banyak hal yang terus dibenahi.
Tiba saatnya Menteri Pendidikan diganti oleh Bapak Anis Baswedan. Banyak lagi perubahan, bahkan sekolah yang telah melaksanakan kurikulum tersebut terpaksa harus berhenti, kembali ke kurikulum 2006 lagi.
Namun pelatihan instruktur terus digalakkan. Bahkan sampai pendampingan guru sasaran. Yang sampai saat ini pendampingan guru sasaran masih terus berlangsung dengan biaya dari pemerintah pusat. Luaaar biasa. Banyak biaya telah dikeluarkan untuk menyukseskan implementasi Kurikulum 2013.
Kita harus optimis bahwa kurikulum 2013 akan bisa teraksana atas kerjasama semua pihak dengan komitmen tinggi. Jangan sia-siakan dana yang sudah sangat banyak dikeluarkan pemerintah untuk membiayai keterlaksanaan Kurikukum 2013.
Penulis yang juga ditugasi sebagai instruktur di tingkat Kabupaten saat ini juga sedang melaksanakan tugasnya melakukan pendampingan implementasi Kurikulum 2013.
Berikut ini beberapa dokumen pelaksanaan pendampingan implementasi Kurikulum 2013 tersebut.
Gambar 1 Ibu Mar'atus Sholihah dari SMPN 3 Waru Sidoarjo
sedang action dalam pendapaingan

Gambar 2 Ibu Selva dari SMP Kemala Bhayangkari 9 Waru-Sidoarjo
sedang membimbing siswanya dalam diskusi kelompok.
Gambar 3 Suasana diskusi kelompok
siswa SMP Wahid Hasyim 8 Waru-Sidoarjo yang diasuh Bapk Dafid
Gambar 4 Penulis (batik hijau) dan Bpk Dafid (batik coklat),
guru IPASMP Wahid Hasyim 8 Waru-Sidoarjo
saat melakukan refleksi setelah kegiatan pembelajaran.
Itulah gambaran sepintas aktifitas kegiatan pendampingan implementasi Kurikulum 2013 di Kabupaten Sidoarjo-Jawa Timur.
Kegiatan pendampingan tersebut terbagi menjadi kegiatan In service training dan On service training.
kegiatan In service seanyak 3 kali dan kegiatan On service 3 kali.
Semoga semua rencan terlaksana dengan lancar dan membawa dampak positif dalam dunia pendidikan khususnya di Kabupaten Sidoarjo, umumnya di Indonesia.

Wednesday, 28 September 2016

MEMBANGUN POLA BERPIKIR KRITIS BAGI SISWA

A.    Latar Belakang
Zaman berkembang demikian cepat, bahkan jauh lebih cepat dari perkiraan para ahli. Prediksi para ahli perancang masa depan sering meleset, karena dimensi permasalahan yang dihadapi manusia saat ini demikian kompeks. Satu peristiwa sering bertautan dengan peristiwa lainnya, sehingga tidak ada peristiwa yang berupa a single event. Untuk menyelesaikannya diperlukan berbagai pendekatan. Sebut saja, misalnya, peristiwa keagamaan hampir selalu terkait dengan masalah politik, sosial, budaya, dan bahkan ekonomi.
Ada sebagian orang yang sanggup mengikutinya, ada sebagian lain yang gagal. Bagi yang sanggup, perkembangan pesat dianggap sebagai peluang yang bisa dimanfaatkan untuk memacu diri. Umumnya kelompok ini adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan hidup yang memadai. Bagi yang tidak sanggup, zaman ini dianggap sebagai petaka, karena tidak memberikan peluang kepadanya, bahkan menyingkirkannya. Umumnya, kelompok ini diisi orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup.
Selain itu, zaman ini pula disebut sebagai zaman kompetisi atau persaingan. Implikasinya orang lain dianggap sebagai kompetitor dalam meraih cita-cita. Teman akrab ada kalanya bisa menjadi pesaing beratnya. Karena masing-masing saling berkompetisi, wajar jika kemudian ada pihak yang menang dan ada pula yang kalah.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia juga mengalami perubahan. Kurikulum sekolah segera diganti dengan yang baru yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menuntut agar dalam pembelajaran bisa melatih peserta didik memiliki daya nalar yang tinggi. Ini berarti bahwa oeserta didik diharapkan mampu berpikir tingkat tinggi, bisa menganalisis, memecahkan persoalan, membuat keputusan, dan mengkomunikasikan apa yang dimilikinya/ diperolehnya.
Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi. Presseisen (dalam  Poppy Kamalia Devi, 2011) menyatakan bahwa proses berpikir tingkat tinggi meliputi pemecahan masalah, membuat keputusan, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Keterampilan berpikir kritis sangat diperlukan pada zaman perkembangan IPTEK sekarang ini, sebab saat ini selain hasil-hasil IPTEK yang dapat dinikmati, ternyata timbul beberapa dampak yang membuat masalah bagi manusia dan lingkungannya.
Dengan demikian, menjadi orang pintar saja belum cukup. Agar mampu menghadapi persaingan ke depan, dibutuhkan orang yang mampu berpikir kritis. Banyak orang mengatakan bahwa salah satu ciri orang pintar adalah mampu berpikir kritis. Pengertian berpikir kritis ialah berpikir dengan konsep yang matang dan mempertanyakan segala sesuatu yang dianggap tidak tepat dengan cara yang baik. Bertanya dengan baik akan memperoleh jawaban yang baik, setidaknya respons yang baik. Dia tidak bersikap apatis terhadap sesuatu yang tidak beres.

B.     Tujuan
Dengan adanya tulisan ini diharapkan pembaca dapat memahami dari berpikir kritis, manfaat berpikir kritis bagi anak, cara melatih anak didik berpikir kritis. Dengan demikian pembaca, terutama para pendidik, akan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang dapat membangun berpikir kritis pada anak didik. Tentu saja hal ini tidak mudah, memerlukan latihan dan pembiasaan yang memerlukan waktu dan proses. Dengan adanya tulisan semoga bisa membantu para pendidik dalam menciptakan suasan tersebut. Bahkan lebih penting lagi menyiapkan diri dalam menyikapi berlakunya kurikulum 2013.

C.     Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut dapat didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi.
Menurut Halpen (dalam Arief Achmad, 2007) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran-merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju.
Anggelo (dalam Arief Achmad, 2007), berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.
Dari dua pendapat tersebut, tampak adanya persamaan dalam hal sistematika berpikir yang ternyata berproses. Berpikir kritis harus melalui beberapa tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian.
Arthur L. Costa (dalam Sarlito Wirawan Sarwono, 2009) menggambarkan bahwa berpikir kritis adalah : “using basic thinking processes to analyze arguments and generate insight into particular meanings and interpretation; also known as directed thinking”.
R. Matindas (dalam Sarlito Wirawan Sarwono, 2009) menyatakan bahwa: “Berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran pernyataan yang bersangkutan”.

D.    Karakterisitik Berpikir kritis
Angelo (dalam Arief Achmad, 2007), bahwa berpikir kritis harus memenuhi karakteristik kegiatan berpikir yang meliputi : analisis, sintesis, pengenalan masalah dan pemecahannya, kesimpulan, dan penilaian.
Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat tertib dan sistematis. Berpikir kritis ialah sebuah proses yang menekankan kepada sikap penentuan keputusan yang sementara, memberdayakan logika yang berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah yang menjadi dasar dalam menilai sebuah perbuatan atau pengambilan keputusan. Hal ini yang nantinya menjadi tuntutan dari kurikulum 2013 di sekolah menengah pertama.
Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Menurut Ennis (dalam Arief Ahmad, 2007), berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan.
Wade (dalam Arief Ahmad, 2007) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:
(1) kegiatan merumuskan pertanyaan,
(2) membatasi permasalahan,
(3) menguji data-data,
(4) menganalisis berbagai pendapat dan bias,
(5) menghindari pertimbangan yang sangat emosional,
(6) menghindari penyederhanaan berlebihan,
(7) mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan
(8) mentoleransi ambiguitas.
Karakteristik lain yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan Beyer (Arief Ahmad, 2007) secara lengkap dalam buku Critical Thinking, yaitu: .
a.       Watak (dispositions)
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
b.      Kriteria (criteria) Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
c.        Argumen (argument) Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.
d.       Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
e.       Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
f.       Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.
Selanjutnya, Ennis (dalam Arief Ahmad, 2007), mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis, yang dikelompokkannya dalam lima besar aktivitas sebagai berikut:
a.       Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan.
b.      Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.
c.       Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan.
d.      Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah-istilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi asumsi.
e.       Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.
Indikator-indikator tersebut dalam prakteknya dapat bersatu padu membentuk sebuah kegiatan atau terpisah-pisah hanya beberapa indikator saja.
Penemuan indikator keterampilan berpikir kritis dapat diungkapkan melalui aspek-aspek perilaku yang diungkapkan dalam definisi berpikir kritis. Menurut beberapa definisi yang diungkapkan terdahulu, terdapat beberapa kegiatan atau perilaku yang mengindikasikan bahwa perilaku tersebut merupakan kegiatan-kegiatan dalam berpikir kritis. Angelo mengidentifikaasi lima perilaku yang sistematis dalam berpikir kritis. Penilaku tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut (http://www.uwsp/cognitif.htm.). Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis, menghendaki agar pembaca mengindentifikasi langkah-langkah logis yang digunakan dalam proses berpikir hingga sampai pada sudut kesimpulan (Harjasujana dalam Arief Ahmad, 2007).
Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan berpikir analitis, diantaranya: menguraikan, membuat diagram, mengidentifikasi, menggambarkan, menghubungkan, memerinci, dsb.
b.      Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan dengan keteramplian menganallsis. Keterampilan mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini memberi kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol (Harjasujana dalam Arief Ahmad, 2007).
c.       Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru (Walker dalam Arief Ahmad, 2007).
d.      Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang lain (Salam, dalam Arief Ahmad, 2007). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses pemikiran manusia itu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.
e.       Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai
Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar tertentu (Harjasujana dalam Arief Ahmad, 2007).

E.     Manfaat berpikir kritis
Arief Achmad, 2007, menyatakan kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Keuntungan yang didapatkan sewaktu kita tajam dalam berpikir kritis, kita bisa menilai bobot kemampuan seseorang dari perkataan yang ia keluarkan, kita juga dengan tidak gampangnya menyerap setiap informasi tanpa memikirkan terlebih dahulu hal yang sedang disampaikan. Bayangkan! Jika kita semua terbentuk dengan kebiasaan ini, bisa dipastikan akan muncul kreatifitas yang baru dan kita bisa terus menerus mengalami pertumbuhan yang lebih baik di setiap aspek dari bidang yang sedang kita tekuni.

F.     Cara membangun berpikir kritis siswa
1.      Pemecahan Soal-Soal “Higher Order Thinking Skill” (HOTS).
Berdasarkan Taxonomi Bloom, HOTS termasuk pada tiga level tertinggi pada Taxonomi Bloom yaitu analisis, sintesis, dan evaluasi. Soal-soal untuk pengujian ini dapat dibuat dalam bentuk soal pilihan ganda maupun uraian. Teknik penulisan soal HOTS secara umum hampir sama dengan teknik penulisan soal-soal biasa tetapi karena peserta didik diuji pada proses analisis, sintesis atau evaluasi, maka pada soal harus ada komponen yang dapat dianalisis, disintesis atau dievaluasi. Komponen ini di dalam soal dikenal dengan istilah stimulus.
1.      Kegiatan KIR
Keberadaan KIR di setiap sekolah pun dirasakan masih sangat jarang, apalagi bagi sekolah-sekolah yang terdapat di luar kota. Kegiatan KIR di sekolah pada umumnya dilaksanakan menjelang kegiataan lomba atau momen tertentu yang akan diikuti sekolah. Seolah-olah kegiatan KIR adalah hanya mengikuti lomba-lomba saja sehingga kegiatan hanya berupa pemantapan atau pengayaan materi pelajaran saja. Tentu saja KIR sebagai wadah pengembangan kreativitas siswa tidak akan bisa terlaksana apalagi sebagai pengenalan secara dini kepada para siswa.
Kenapa para siswa perlu dikenalkan secara dini pada kegiatan ilmiah atau penelitian? Karena, kegiatan itu bisa merangsang cara berpikir kritis, melatih pola berpikir teratur (sistematis), serta meningkatkan kepekaan atau kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Penelitian ilmiah dan penulisan karya ilmiah dapat menjadi pilihan kegiatan yang menarik bagi remaja. Tak jarang, dari rasa keingintahuan lahirlah sebuah karya besar yang bermanfaat bagi masyarakat.
Berpikir cerdas, kritis, objektif dan sistematis, serta peka terhadap lingkungan sekitar merupakan syarat yang sangat dibutuhkan bagi seorang calon peneliti. Oleh karena itu, KIR membawa misi untuk membentuk remaja yang memiliki kompetensi sebagai seorang peneliti.
Sebelum kita mengenalkan KIR kepada siswa kita harus meluruskan beberapa kesan dan pandangan yang keliru terhadap KIR, seperti: melulu IPA, hanya untuk siswa pintar, tidak menyenangkan, menambah beban, tidak bermanfaat, selalu memerlukan biaya yang tinggi. Semua pandangan itu tentu sama sekali keliru.
Kegiatan KIR yang sebenarnya adalah bukan hanya monopoli kegiatan siswa IPA. Karena, semua hal yang disekitar kita dapat dijadikan objek penelitian, misalnya, mengapa kebiasaan menyontek siswa sulit di hilangkan. Bagaimana hubungan nilai UN ketika SMP dengan prestasi yang dicapai ketika SMA, dan masih banyak lagi persolan lainnya.
KIR juga tidak hanya ditujukan bagi siswa pandai atau mendapat ranking dikelasnya saja. KIR juga tidak terfokus pada salah satu mata pelajaran, sehingga pembina KIR dapat berlatarbelakang mata pelajaran apa saja. KIR dapat diikuti oleh semua siswa. Yang terpenting adalah kemauan dan keuletan. KIR juga bukanlah kegiatan yang selalu super serius hingga siswa lekas mengalami kejenuhan. Tetapi, kegiatan KIR penuh dengan inovasi dan kreativitas yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa.

2.      Latihan melakukan penelitian ilmiah
a.       Mengawali latihan penelitian ilmiah adalah menangkap suatu realita atau suatu benda.
b.      Setelah melihat suatu realita, mereka diajak mengumpulkan informasi dan data tentang realita dengan cara tertentu. Misalnya, para siswa diajak untuk menetapkan berat ayam hidup. Tentu ada cara tertentu untuk menimbang ayam yang masih hidup. Pertanyaan kritis yang dapat diajukan adalah "Apakah prosedur yang digunakan benar?" Pertanyaan untuk diri sendiri berbentuk "Apakah prosedur yang kugunakan sudah benar?"
c.       Data dan informasi yang diperoleh itu kemudian dianalisis. Menganalisis data berarti memilah-milah data menjadi beberapa kelompok yang memiliki ciri-ciri tertentu. Sesungguhnya, tidak hanya dipilah-pilah tetapi juga, mungkin justru digabung-gabungkan antara satu bagian dengan bagian yang lain sehingga dihasilkan suatu kesimpulan. Kegiatan memilah dan menggabung serta membuat kesimpulan ini termasuk kegiatan berpikir. Pertanyaan kritis yang dapat diajukan pada tahap ini adalah: "Apakah penalaran yang digunakan dalam menganalisis data serta informasi ini sahih?" pertanyaan kepada diri sendiri, "Apakah penalaranku sahih?"
d.      Tahap terakhir dari kegiatan mencari pengetahuan adalah menarik kesimpulan. Pertanyaan kritis yang dapat diajukan pada tahap ini adalah: "Apakah kesimpulan yang dibuat itu betul?" Atau "Apakah kesimpulan yang kubuat ini betul?"

3.      Menerapkan metode debat
Debat merupakan implementasi dari berpikir kritis (critical thinking). Seorang siswa harus dilatih sejak awal untuk terbiasa berani mengkritisi segala sesuatu, sebab hanya dengan kebebasan berpikirlah manusia akan maju dan berkembang. Sejarah sudah membuktikan betapa masyarakat yang terkungkung oleh kekuasaan yang otoriter dan menghalangi kebebasan berpikir mengakibatkan bangsa itu menjadi bangsa yang terbelakang.
Siswa, sebagai calon pemimpin masa depan, harus dibiasakan untuk belajar mengkritisi fenomena yang ada dalam kehidupannya. Langkah ini diharapkan akan menanamkan dalam dirinya keberanian untuk mengkritisi segala sesuatu, belajar berargumentasi, dan berani untuk mengemukakan perbedaan pendapat.
Ada beberapa macam format debat yang dapat digunakan. Perbedaan format yang dipakai ini menentukan peraturan teknis yang berkenaan dengan waktu pembicara menyampaikan argumennya serta kesempatan untuk menyampaikan interupsi pada kelompok lawan.
Di antara format debat tersebut adalah, pertama, format lomba debat SMA sedunia. Ciri format ini adalah memberlakukan interupsi di tengah pidato, dan tidak memberikan interupsi pada pidato penutup. Kedua, format debat parlemen Asia. Format ini memberikan kesempatan interupsi di tengah debat. Ketiga, format debat Australia-Asia. Format ini tidak memberlakukan interupsi di tengah debat. Dan keempat, format debat parlemen Inggris. Format ini tidak mengenal adanya pembicara penutup, tapi memperbolehkan adanya interupsi di tengah jalannya debat.

4.      Mempertanyakan apa yang dilihat atau didengar
Menurut para ahli, melatih berpikir kritis dapat dilakukan dengan cara mempertanyakan apa yang dilihat dan didengar. Setelah itu, dilanjutkan dengan bertanya mengapa dan bagaimana tentang hal tersebut. Intinya, jangan langsung menerima mentah-mentah informasi yang masuk. Dari mana pun datangnya, informasi yang diperoleh harus dicerna dengan baik dan cermat sebelum akhirnya disimpulkan. Karena itu, berlatih berpikir kritis artinya juga berperilaku hati-hati dan tidak grusa-grusu dalam menyikapi permasalahan.

5.      Diskusi kelompok kecil
Pembelajaran kolaboratif melalui diskusi kelompok kecil juga direkomendasikan sebagai strategi yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis (Resnick L., 1990; Rimiene V., 2002; Gokhale A.A., 2005 dalam Sudaryanto, 2008). Dengan berdiskusi siswa mendapat kesempatan untuk mengklarifikasi pemahamannya dan mengevaluasi pemahaman siswa lain, mengobservasi strategi berpikir dari orang lain untuk dijadikan panutan, membantu siswa lain yang kurang untuk membangun pemahaman, meningkatkan motivasi, serta membentuk sikap yang diperlukan seperti menerima kritik dan menyampaikan kritik dengan cara yang santun.

6.      Melatih otak kanan
Ada pandangan lain untuk meningkatkan sikap kritis. Menurut penelitian para ahli neurolinguistik, cabang ilmu yang mengkaji bahasa dan fungsi saraf, otak manusia bisa dilatih fungsi-fungsinya, termasuk untuk melahirkan sikap kritis. Menurut mereka, otak manusia dibagi dua, yakni otak kiri yang memproduksi bahasa verbal, imitatif dan repetitif, dan otak kanan yang memperoduksi pikiran yang bersifat imajinatif, komprehensif, dan kontemplatif. Muncul dugaan bahwa orang-orang agung para pembuat sejarah besar adalah orang yang memiliki otak kanan yang aktif.
Bahasa agama (Islam), cara untuk meningkatkan fungsi otak kanan ialah melalui sholat yang khusu’ dan dzikir  mengingat Allah, sehingga otak bisa lepas dari beban-beban duniawi yang tidak produktif. Saat demikian, otak bisa tumbuh cerdas dan bisa berpikir kritis. Lebih dari sekadar cerdas, sholat yang khusu’ dan selalu berdzikir untuk mengingat Allah akan mengantarkan kita menjadi manusia agung di sisiNya.

G.    Simpulan
Dari uraian di atas dapat disimpul bahwa:
1.      Berpikir kritis merupakan ketrampilan berpikir tingkat tinggi yang perlu dilatihkan pada anak didik;
2.      Dengan berpikir kritis akan melatih anak didik agar tidak begitu saja menerimainformasi yang diterimanya, namun menelusuri kebenaran dari informasi tersebut;
3.      Ada beberapa cara melatih berpikir kritis pada anak didik, diantaranya melalui kegiatan karya ilmiah remaja (KIR), latihan peelitian, diskusi kelompok kecil, debat, mempertanyakan informasi yang diterima, melatih otak kanan.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk para pembaca, terutama para pendidik.



RUJUKAN
Agustinus Setiono, 2007, Berpikir Kritis, diambil dari http://agustinussetiono.wordpress.com/2007/09/25/berpikir-kritis/, 13 April 2010; 20:24 wib
Arief Achmad , 2007, Memahami Berpikir Kritis, diambil dari http://re-searchengines.com/1007arief3.html; 13 April 2010; 20:23 wib.
 Poppy Kamalia Devi, M.Pd., Dr. dan Erly Tjahja Widjajanto T, S. Pd., 2011, Penilaian “Higher Order Thinking Skills ” Pada Pembelajaran IPA SMP/MTS Untuk Guru SMP, Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) untuk Program BERMUTU.
Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si, http://mudjiarahardjo.com/artikel/169-melatih-berpikir-kritis.html; 13 April 2010
Sarlito Wirawan Sarwono, 2009, Berpikir Kritis Dan Benar, diambil dari http://www.ahmadheryawan.com/opini-media/sosial-politik/4246-berpikir-kritis-dan-benar.pdf; 13 April; 2010; 21:11 wib

Wednesday, 11 March 2015

RPP ENERGI SMP KELAS 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                              : SMP ..........................
Mata pelajaran                   : IPA
Kelas/Semester                   : VII/ Genap
Materi Pembelajaran          : Energi dalam Sistem Kehidupan
Alokasi Waktu                   : 17 jam pelajaran atau 7 TM

A.      Kompetensi Inti (KI)
KI-1
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI-2
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI-3
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI-4
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam  ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori


B.      Kompetensi Dasar dan Indikator
No
Kompetensi Dasar
Indikator
1.1
Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkan-nya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya
Peserta didik menunjukkan sikap bersyukur atas keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan mengenai tranformasi energi pada makhluk hidup.
2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari

Peserta didikmenunjukkan sikap disiplin, jujur, gotong royong, dan bertanggung jawab.

2.2
Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

Peserta didik menunjukkan sikap menghargai kerja individu dan kelompok dalam melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan tentang transformasi energi pada makhluk hidup.

2.3
Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungja-wab dalam aktivitas sehari-hari
Peserta didik dapat menunjukkan siap bijaksana dan bertanggung jawab dalam  melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan tentang transformasi energi pada makhluk hidup.
2.4
Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari
Peserta diidk dapat menunjukkan pengahragaan kepada orang lain dalam melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan tentang transformasi energi pada makhluk hidup.
3.6
Mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari makanan, transformasi energi, respirasi, sistem pencernaan makanan, dan fotosintesis

Pertemuan ke 1:
a.       Peserta didik dapat menjelaskan konsep energi.
b.      Peserta didik dapat menjelaskan sumber-sumber energi.
Pertemuan ke 2:
a.       Peserta didik dapat menjelaskan perubahan-perubahan energi yang terjadi di alam dan sekitar rumah.
b.      Peserta didik dapat membedakan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
Pertemuan ke 3:
a.       Peserta didik dapat menjelaskan pengertian respirasi.
Pertemuan ke 4:
a.       Peserta didik dapat menjelaskan konsep pencernaan karbohidrat.
b.      Peserta didik dapat menjelaskan konsep pencernaan protein.
c.       Peserta didik dapat menjelaskan konsep pencernaan lemak.
Pertemuan ke 4:
a.       Peserta didik dapat menjelaskan konsep fotositesis.

4.8
Melakukan pengamatan atau percobaan sederhana untuk menyelidiki proses fotosintesis pada tumbuhan hijau
Pertemuan ke 1:
-
Pertemuan ke 2:
a.       Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap fenomena transformasi energi dan metabolisme sel.
Pertemuan ke3:
-
Pertemuan ke 4:
a.       Peserta didik memiliki keterampilan berbicara di muka kelas melalui kegiatan presentasi hasil praktikum fotosintesis.

4.9
Melakukan pengamatan atau percobaan untuk menyelidiki respirasi pada hewan
Pertemuan ke 4:
a.       Peserta didik dapat melaksanakan dan mempresentasikan praktikum respirasi pada serangga.

C.      Deskripsi Materi Pembelajaran (dapat berupa rincian, uraian, atau penjelasan materi pembelajaran)
1.        Pertemuan ke 1:
a.        Konsep energi dan sumber energi
1).     Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha (kerja) atau melakukan suatu perubahan.
2).     Macam-macam bentuk Energi:
a).      Energi Potensial
(1).  Suatu benda dapat menyimpan energi karena kedudukan atau posisi benda tersebut. Energi tersebut disebut energi potensiaal.

(2).  Macam-macam Energi potensial:
(a).         Energi potensial gravitasi
Energi potensial gravitasi yaitu energi yang dimiliki suatu benda karena terletak di atas permukaan bumi. Makin tinggi letak suatu benda di atas permukaan bumi, makin besar energi potensial gravitasinya. seperti yang diilustrasikan pada Gambar 6.4

Jika massa benda diperbesar, energi potensial gravitasinya juga akan membesar. Hubungan ini dinyatakan dengan persamaan:

Sebuah benda yang berada pada suatu ketinggian tertentu apabila dilepaskan, akan bergerak jatuh bebas sebab benda tersebut memiliki energi potensial gravitasi. Energi potensial gravitasi benda yang mengalami jatuh bebas akan berubah karena usaha yang dilakukan oleh gaya berat.



Perhatikanlah Gambar 6.2 Apabila tinggi benda mula-mula h1, usaha yang dilakukan oleh gaya berat untuk mencapai tempat setinggi h2 adalah sebesar:
(b).        Energi potensial elastis.
Energi potensial elastisitas, ialah energi yang tersimpan pada benda yang sedang diregangkan (misalnya, pada karet katapel dan busur panah) atau ditekan (misalnya, pada per). Makin jauh peregangan dan penekanannya, makin besar energinya.

Besarnya energi potensial elastis bergantung pada besarnya gaya tekan atau gaya regang yang diberikan pada benda tersebut.
Gaya pemulih pada pegas berbanding lurus dengan pertambahan panjangnya.
Pegas yang berada dalam keadaan tertekan atau teregang dikatakan memiliki energi potensial elastis karena pegas tidak berada dalam keadaan posisi setimbang.

(c).         Energi kimia
Energi kimia, ialah energi yang terkandung dalam suatu zat. Misalnya, makanan, memiliki energi kimia sehingga orang yang makan akan memilik energi untuk beraktivitas.
Contoh energi kimia lainnya, bensin mempunyai energi kimia sehingga ketika dibakar dapat digunakan untuk menggunakan mesin kendaraan bermotor, energi yang dihasilkan dapat digunakan untuk menggerakkan kendaraan.


(d).        Energi listrik
Energi listrik, ialah energi yang dimiliki muatan listrik dan arus listrik. Energi ini paling banyak digunakan karena mudah diubah menjadi energi lainnya. Dapatkah kalian menjelaskan perubahan energi yang terjadi pada saat lampu bohlam menyala seperti pada Gambar 6.7

b).     Energi Kinetik Atau Energi Pergerakan
(1).  Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda yang sedang bergerak.
       

      Secara khusus, energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda bermassa m yang sedang bergerak         dengan kelajuan v.
(2).  Misalkan: Seekor gajah yang sedang berlari mempunyai energi kinetik lebih besar daripada seorang atlet       yang sedang berlari (dengan kelajuan yang sama) karena gajah mempunyai massa yang lebih besar. Atau       mobil balap yang sedang bergerak mempunyai energi kinetik lebih besar daripada mobil pada umumnya           (dengan massa yang sama pula) karena mobil balap mempunyai kelajuan yang lebih besar. Dapat diambil        kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi energi kinetik adalah massa dan kelajuan suatu benda.
(3).  Rumus umum dari energi kinetik adalah:

Rumus tersebut diperoleh dari penurunan rumus usaha (W=F.s). Berikut penurunannya.
Kita mulai dengan persamaan untuk jarak yang ditempuh benda dengan kelajuan awal vo, percepatan a, dalam waktu t.

Kita subtitusikan Hukum II Newton dan persamaan (3) ke rumus usaha (W=F.s) sehingga diperoleh:

b.       Sumber Energi
1).     Sumber Energi Tak Terbarukan
Energi tak terbarukan yang paling banyak dimanfaatkan adalah minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Ketiganya dipakai baik dalam kehidupan sehari-hari, pada industri, untuk pembangkit listrik, mupun transportasi. Berdasarkan hasil perhitungan para ahli, minyak bumi akan habis 30 tahun lagi, sedangkan gas akan habis 47 tahun lagi, dan batu bara 193 tahun lagi.
a).      Energi Hasil Tambang Bumi
Minyak bumi, gas, dan batu bara merupakan bahan bakar fosil berasal dari tumbuhan dan hewan-hewan yang terkubur jutaan tahun di dalam bumi. Untuk mendapatkan minyak bumi, dilakukan penambangan ke dalam perut bumi., seperti ditunjukkan pada Gambar 6.11

b).     Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi potensial yang terdapat pada partikel di dalam nukleus atom.
Partikel nuklir, seperti proton dan neutron, tidak terpecah di dalam proses reaksi fisi dan fusi. Akan tetapi, kumpulan tersebut memiliki massa lebih rendah daripada ketika berada dalam posisi terpisah. Adanya perbedaan massa ini dibebaskan dalam bentuk energi panas melalui radiasi nuklir.

2).     Sumber Energi Terbarukan
a).      Energi Matahari
Energi surya atau energi matahari adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya (matahari) melalui peralatan tertentu, seperti ditunjukkan pada Gambar 6.13 menjadi energi dalam bentuk lain. Matahari merupakan sumber utama energi. Energi matahari dapat digunakan secara langsung maupun diubah ke bentuk energi lain.

b).     Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini disebut sebagai hidroelektrik.
Komponen pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh energi kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak.

c).      Energi Angin
Energi angin memanfaatkan tenaga angin dengan menggunakan kincir angin untuk diubah menjadi energi listrik atau bentuk energi lainnya. Umumnya, digunakan dalam ladang angin skala besar untuk menyediakan listrik di lokasi yang terisolir.

d).     Energi Tidal
Energi tidal merupakan energi yang memanfaatkan pasang surut air yang sering disebut juga sebagai energi pasang surut. Jika dibandingkan dengan energi angin dan energi matahari, energi tidal memiliki sejumlah keunggulan, antara lain memiliki aliran energi yang lebih pasti/mudah diprediksi, lebih hemat ruang, dan tidak membutuhkan teknologi konversi yang rumit. Kelemahan energi ini adalah membutuhkan alat konversi yang andal yang mampu bertahan dengan kondisi lingkungan laut yang keras karena tingginya tingkat korosi dan kuatnya arus laut. seperti ditunjukkan pada Gambar 6.16


e).      Biogas

c.        Makanan sebagai Sumber Energi
Makanan merupakan sumber energi bagi tubuh manusia. Untuk berolahraga, belajar, dan aktivitas lain, seperti ditunjukkan pada Gambar 6.17 kalian membutuhkan makanan sebagai sumber energi. Berikut beberapa kandungan bahan kimia yang terdapat dalam makanan yang dapat digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh manusia.
Makanan diperlukan oleh tubuh sebagai sumber energi. Zat makanan yang berperan sebagai sumber energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
1).     Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa kimia yang tersusun oleh unsur-unsur karbon. Bahan makanan yang banyak mengandung karbohidrat, misalnya beras, jagung, kentang, gandum, umbi-umbian, dan buah-buahan yang rasanya manis. Karbohidrat berperan sebagai sumber energi (1 gram karbohidrat sama dengan 4 kilo kalori).

2).     Protein
Protein merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur C, H, O, N (kadang juga mengandung unsur P dan S). Bahan makanan yang mengandung banyak protein, dapat dilihat pada Gambar 6.19, antara lain:
a).      protein hewani, misalnya daging, ikan, telur, susu, dan keju.
                                b).     protein nabati, misalnya kacang-kacangan, tahu, tempe, dan gandum.
Fungsi protein, antara lain sebagai sumber energi, pembangun sel jaringan tubuh, dan pengganti sel tubuh yang rusak.

3).     Lemak
Lemak merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur C, H, dan O. Peran lemak adalah menyediakan energi sebesar 9 kkal/ gram, melarutkan vitamin A, D, E, K, dan menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh manusia. Lemak mulai dianggap berbahaya bagi kesehatan setelah adanya suatu penelitian yang menunjukkan hubungan antara kematian akibat penyakit jantung koroner dengan banyaknya konsumsi lemak dan kadar lemak di dalam darah. Penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh darah tersebut tersumbat atau menyempit karena endapan lemak yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri.
Bahan makanan yang mengandung banyak lemak, ditunjukkan pada Gambar 6.20 ,antara lain:
a).      lemak hewani: keju, susu, daging, kuning telur, daging sapi, daging kambing, daging ayam, dan daging bebek
b).     lemak nabati: kelapa, kemiri, kacang-kacangan, dan buah alpokad.
Fungsi lemak, antara lain:
a).      Sumber energi (1 gram lemak sama dengan 9 kilo kalori).
b).     Pelarut vitamin A, D, E, dan K.
c).      Pelindung organ-organ tubuh yang penting sebagai bantalan lemak.
d).     Pelindung tubuh dari suhu yang rendah.

2.        Peremuan ke 2:
Transformasi energi dalam sel dan metabolisme sel
a.        Transformasi energi dalam sel
Transformasi energi dalam sel terjadi sebagai berikut:
1).     Transformasi Energi oleh Klorofil
Klorofil adalah zat hijau daun yang terdapat dalam organel sel tumbuhan yang disebut kloroplas. Klorofil berfungsi dalam fotosintesis. Energi radiasi sinar matahari yang ditangkap oleh klorofil berfungsi melancarkan proses fotosintesis. Proses tersebut digunakan untuk mereaksikan CO2 dan H2O menjadi glukosa. Selain menjadi enerrgi kimia dalam glukosa, hasil reaksinya menghasilkan oksigen yang dapat digunakan oleh tumbuhan untuk beraktivitas, seperti tumbuh, berkembang, dan bernapas. Jadi, energi radiasi matahari yang berbentuk energi cahaya diubah menjadi energi potensial dan energi kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan bahan makanan lainnya. Energi ini dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk beraktivitas (tumbuh dan berkembang) dan juga dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain yang mengonsumsi tumbuhan tersebut. Akibatnya energi yang terdapat pada tumbuhan berpindah ke dalam tubuh makhluk hidup lainnya dan menjadi energi potensial. Di dalam tubuh makhluk hidup ini, energi akan ditransformasi kembali.

2).     Transformasi energi oleh mitokondria
Mitokondria adalah organel yang terdapat di dalam sel, yang memiliki peran dalam respirasi sel. Di dalam mitokondria, energi kimia digunakan untuk mengubah karbohidrat, protein, dan lemak, seperti ditunjukkan pada Gambar 6.21. Mitokondria banyak terdapat pada sel otot makhluk hidup dan sel saraf.

b.       Metabolisme Sel
Metabolisme adalah proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/ sel. Metabolisme disebut reaksi enzimatis karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Metabolisme terdiri atas reaksi pembentukan/ sintesis/anabolisme seperti fotosintesis dan reaksi penguraian/katabolisme seperti respirasi. Enzim mengarahkan aliran materi melalui jalur-jalur metabolisme dengan cara mempercepat tahapan reaksi secara selektif. Gambar 6.22 menjelaskan tentang peristiwa metabolisme, anabolisme, dan katabolisme sel.


3.        Pertemuan ke 3:
Respirasi atau Pernapasan
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis meskipun dalam keadaan tertidur. Itu dikarenakan sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Proses bernapas melalui dua tahapan/fase (Gambar 6.23), yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi.

a.        Fase inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot antara tulang rusuk sehingga rongga dada membesar. Akibatnya, tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru.
b.       Fase ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang diikuti turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan di luar sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. Pernapasan merupakan suatu proses yang disertai pelepasan organi dari reaksi antara glukosa (C6H12O6) dengan oksigen (O2) membentuk karbon dioksida dan air.
C6H12O6 + 6O2 -----à6CO2 + 6H2O + energi
Energi yang dihasilkan digunakan untuk kegiatan kehidupan, pertumbuhan, dan organisme. Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam sel organisme.
Respirasi ialah suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen.
4.        Pertemuan ke 4:
Fotosintesis
Fotosintesis merupakan perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk glukosa. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya tampak, dari ungu sampai merah, infra merah, dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis.
Pada proses fotosintesis yang terjadi dalam daun, terjadi reaksi kimia antara senyawa air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dibantu oleh cahaya matahari yang diserap oleh klorofil menghasilkan oksigen (O2) dan senyawa glukosa (C6H12O6). Glukosa adalah makanan bagi tumbuhan. Oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan.
Dari respirasi, dihasilkan energi kimia untuk kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, dan pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H12O6 + 6O2 —————> 6CO2 + 6H2O + energi.
(glukosa)

5.        Pertemuan ke 5:
Pencernaan makanan
a.        Metabolisme Pencernaan Karbohidrat dalam Tubuh
1).     Karbohidrat setelah dicerna di usus akan diserap oleh dinding usus halus dalam bentuk monosakarida. Monosakarida dibawa oleh aliran darah sebagian besar menuju hati dan sebagian lainnya dibawa ke sel jaringan tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut. Di dalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen, dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah ke bagian tubuh yang memerlukan. Hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah atas bantuan hormon insulin yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas. Kenaikan proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat menyebabkan glukosa dalam darah meningkat sehingga sintesis glikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya, jika banyak kegiatan, banyak energi yang digunakan untuk kontraksi otot sehingga kadar glukosa dalam darah menurun. Dalam hal ini, glikogen akan diuraikan menjadi glukosa yang selanjutnya mengalami katabolisme menghasilkan energi (dalam bentuk energi kimia).
Hormon yang mengatur kadar gula dalam darah, yaitu:
a).      hormon insulin, dihasilkan oleh pankreas, berfungsi menurunkan kadar glukosa dalam darah.
b).     hormon adrenalin, dihasilkan oleh korteks adrenal, berfungsi menaikkan kadar glukosa dalam darah. Untuk lebih jelas mengenai proses pencernaan karbohidrat dapat kalian cermati pada Gambar diagram 6.20.

b.       Metabolisme Pencernaan Protein dalam Tubuh
Di dalam tubuh, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim-enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein, antara lain pepsin, tripsin, kemotripsin, karboksi peptidase, dan amino peptidase.
Protein yang telah dipecah menjadi asam amino, kemudian diabsorpsi melalui dinding usus halus dan sampai ke pembuluh darah. Setelah diabsorpsi dan masuk ke dalam pembuluh darah, asam amino tersebut sebagian besar langsung digunakan oleh jaringan. Sebagian lain, mengalami proses pelepasan gugus amin (gugus yang mengandung N) di hati. Proses pelepasan gugus amin ini dikenal dengan deaminasi protein. Cermati Gambar 6.27 untuk dapat memahami proses metabolisme protein dalam tubuh.
Protein tidak dapat disimpan di dalam tubuh sehingga kelebihan protein akan segera dibuang atau diubah menjadi zat lain. Zat sisa hasil penguraian protein yang mengandung nitrogen akan dibuang bersama air seni dan zat sisa yang yang tidak mengandung nitrogen akan diubah menjadi karbohidrat dan lemak. Oksidasi 1 gram protein dapat menghasilkan energi 4 kkal. Kelebihan protein dalam tubuh dapat mengakibatkan pembengkakan hati dan ginjal karena beban kerja organ-organ tersebut lebih berat dalam menguraikan protein dan mengeluarkannya melalui air seni.

Akibat Kekurangan Protein
Kekurangan protein pun tidak baik bagi tubuh. Gangguan kekurangan protein biasanya terjadi bersamaan dengan kekurangan karbohidrat. Gangguan tersebut dinamakan busung lapar atau Hunger Oedema (HO). Ada dua bentuk busung, yaitu (a) kwashiorkor dan (b) marasmus. Perhatikan gangguan pertumbuhan yang terjadi pada penderita kwashiorkor dan marasmus pada Gambar 6.28.

c.        Metabolisme Pencernaan Lemak dalam Tubuh

Di dalam tubuh, lemak mengalami metabolisme. Lemak akan dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan bantuan enzim lipase. Proses ini berlangsung dalam saluran pencernaan, seperti ditunjukkan pada Gambar 6.29. Sebelum diserap usus, asam lemak akan bereaksi dengan garam empedu membentuk senyawa, seperti sabun. Selanjutnya, senyawa akan diserap jonjot usus dan akan terurai menjadi asam lemak dan garam empedu. Oleh lemak tersebut akan bereaksi dengan gliserol membentuk lemak. Kemudian, diangkut oleh pembuluh getah bening usus menuju pembuluh getah bening dada kiri. Selanjutnya, ke pembuluh balik bawah selangka kiri.

Lemak dikirim dari tempat penimbunannya ke hati dalam bentuk lesitin untuk dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, gliserol akan diubah menjadi gula otot atau glikogen. Asam lemak akan diubah menjadi asetil koenzim.
Gangguan metabolisme berupa tertimbunnya senyawa aseton yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Kesulitan bernapas terjadi karena meningkatnya tingkat keasaman dan jumlah CO2 yang tertimbun. Kelainan ini dinamakan asidosis.

6.        Pertemuan ke 6:
a.        Presentasi tugas
1).     Hasil percobaan sederhana menyelidiki proses fotosintesis pada tumbuhan hijau!
2).     Membuat kincir air sederhana dari botol plastik bekas kemasan air minum ukuran 1 L.

7.        Pertemuan ke 7:
a.        Reviu dan Tes

D.      Kegiatan Pembelajaran
1.        Pertemuan ke 1: (2 JP)
a.        Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1).     Guru menyampaikan salam kepada peserta didik.
2).     Guru mengecek peserta didik yang tidak masuk.
3).     Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik mendemonstrasikan suatu benda                jatuh dari suatu ketinggian tertentu, misalnya penghapus papan tulis atau bila guru membawa              peralatan lain sangat baik, seperti mainan mobil-mobilan yang dimainkan di bidang miring.                Kemudian minta peserta didik untuk mengungkapan apa yang mereka lihat dalam gambar                    tersebut.
4).     Guru menyampaikan indikator pembelajaran.
5).     Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan, yakni melaksanakan kegiatan “ Apa yang menentkan Besaranya Energi Potensial?” dan “Adakah Hubungan antara Energi Kimia dan Energi Listrik?”

b.       Kegiatan Inti (60 menit)
1).     Peserta didik membentuk kelompok dengan anggota tiap kelompok 6 anak.
2).     Peserta didik diminta mengamati ketapel atau karet gelang.
3).     Peserta didik diminta merumuskan pertanyaan atas hasil pengamatannya.
4).     Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Apa yang Menentukan Besarnya Energi Potensial?” (LK 1) dengan urutan kerja sebagai berikut:
a).      Ambil sebuah katapel, kemudian letakkan batu pada tempatnya!
b).     Tarik karet katapel sejauh 10 cm dari keadaan semula! Lepaskan pegangan pada batu sehingga batu terlempar ke depan seperti Gambar 6.2 (perhatikan di depan kalian agar tidak membahayakan orang lain)!
c).      Ukur berapa jauh batu terlempar dari awalnya! Isikan dalam tabel yang dibuat!
d).     Ulangi langkah nomor 2 beberapa kali dengan jarak tarikan karet katapel yang berbeda beda! Isikan pada tabel!
e).      Letakkan batu di atas meja, kemudian dorong hingga terjatuh!
f).      Tulis dan simpulkan hasil percobaan kalian!
5).     Peserta didik mendiskusikan hasil percobaannya dalm kelompok.
6).     Secara berkelompok, peserta didik mempresentasikan hasil kegiatannya di depan kelas, diharapkan peserta didik yang lain memberi tanggapan dan guru memberi informasi tambahan.
7).     Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Adakah Hubungan antara Energi Kimia dan Energi Listrik?” (LK 2) dengan urutan kerja sebagai berikut:
a).      Tuangkan larutan asam cuka ke dalam gelas kimia!
b).     Hubungkan salah satu ujung kabel listrik pada lempeng tembaga, ujung lain ke lampu, kawat lain dihubungkan ke lempeng zink, dan ujung lain ke lampu (lihat Gambar 6.3)!
c).      Celupkan lempeng tembaga dan lempeng zink ke dalam larutan asam cuka!
d).     Catat apa yang terjadi! Kesimpulan apa yang kalian dapatkan dari percobaan tersebut?
8).     Peserta didik mendiskusikan hasil percobaannya dalm kelompok.
9).     Secara berekelompok peserta didik mempresentasikan hasil kegiatannya di depan kelas dan peserta didik yang lain memberi tanggapan. Guru memberi iformasi tambahan yang diperlukan.
c.        Kegiatan Penutup (10 menit)
1).     Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan atas hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
2).     Guru memberi tugas seperti yang tertera di EUREKA.

3).     Guru menyampaikan tugas proyek untuk dipresentasikan pada pertemuan ke enam:, yaitu membuat kincir air sederhana dari botol plastik bekas kemasan air minum ukuran 1 L. Cara pembuatannya dicari di literatur atau internet. hasilnya didiskusikan dengan teman-teman di kelas!
4).     Peserta didik melakukan penilaian diri sikap spiritual dan sikap tanggung jawab..
5).     Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

2.        Pertemuan Kedua: (3 JP)
a.        Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1).     Guru menyampaikan salam kepada peserta didik.
2).     Guru mengecek peserta didik yang tidak masuk.
3).     Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik mereka mematikan dan menyalakan lampu di ruang kelas. Peserta didik diajak untuk melihat dan memikirkan kejadian tersebut, kemudian meminta mereka menyampaikan idenya tentang “Apa yang dilihat?”
4).     Guru menyampaikan indikator pembelajaran.
5).     Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
b.       Kegiatan Inti (100 menit)
1).     Peserta didik membentuk kelompok dengan anggota tiap kelompok 6 anak.
2).     Peserta didik diminta membaca informasi mengenai transformasi energi.
3).     Peserta didik diminta merumuskan pertanyaan atas informasi yang telah dibaca.
4).     Peserta didik secara berkelompok mengidentifikasi berbagai perubahan bentuk energi yang terjadi di lingkungannya. (LKS 3a).
5).     Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya mengidentifikasi perubahan energi di lingkungannya. Peserta didik lain diharap memberikan tanggapan.
6).     Guru memberikan tambahan informasi yang berkaitan dengan transformasi energi.
7).     Peserta didik secara berkelompok mencari contoh transformasi energi di alam. (LK 3b).
8).     Tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya. Peserta didik yang lain diharapkan memberi tanggapan.
9).     Guru menyampaikan informasi bahwa transformasi energi bisa terjadi pada sel yang disebut metabolisme.
10). Peserta didik mencari contoh metabolisme dalam sel (anabolisme dan katabolisme). (LK3c).
11). Peserta didik secara berkelompok menyampaikan hasil diskusinya. Peserta didik yang lain diharap memberi tanggapan.
c.        Kegiatan Penutup (10 menit)
1).     Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan atas hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
2).     Guru dan peserta didik melakukan refleksi.
3).     Guru memberikan tugas mandiri mengenai metabolisme karbohidrat, protein.
4).     Peserta didik melakukan penilaian diri sikap tanggung jawab.

3.        Pertemuan Ketiga: (2 JP)
a.        Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1).     Guru menyampaikan salam kepada peserta didik.
2).     Guru mengecek peserta didik yang tidak masuk.
3).     Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik diminta menarik napas, menahannya, dan kemudian melepaskannya secara perlahan. Kemudian peserta didik diminta untuk mengungkap pendapatnya tentang hal ini.
4).     Guru menyampaikan indikator yang harus dicapai dalam pembelajaran.
b.       Kegiatan Inti (60 menit)
1).     Peserta didik membentuk kelompok dengan anggota tiap kelompok 6 anak.
2).     Guru meminta peserta didik rumuskan pertanyaan jika belalang atau jengkerik dimasukkan ke dalam botol yang tertutup rapat.
3).     Guru menyampaikan bahwa terdapat beberapa pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui percobaan.
4).     Secara berkelompok peserta didik melakukan percobaan respirasi serangga dengan menggunakan peralatan respirometer. (LK 4)
5).     Peserta didik diminta mempresentasikan hasil percobaannya. Peserta didik yang lain diharap memberikan tanggapan.
6).     Guru menyampaikan tambahan informasi mengenai respirasi/ pernapasan pada manusia.

c.        Kegiatan Penutup (10 menit)
1).     Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan.
2).     Peserta didik diminta memberikan refleksi atas proses pembelajaran yang dialami.
3).     Guru memberi tugas mencari informasi mengenai pernapasan dada dan pernapasan perut.
4).     Peserta didik melakukan penilaian diri sikap gotong royong.

4.        Pertemuan Keempat: (3.JP)
a.        Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1).     Guru menyampaikan salam kepada peserta didik.
2).     Guru mengecek peserta didik yang tidak masuk.
3).     Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik tunjukkanlah gambar penderita kwashiorkor dan marasmus. Kemudian tanyakan kepada peserta didik pendapat mereka tentang gambar tersebut terkait dengan konsep perombakan zat makanan.
4).     Guru menyampaikan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran.
a.        Kegiatan Inti (100 menit)
1).     Peserta didik membentuk kelompok dengan anggota tiap kelompok 6 anak.
2).     Guru menayangkan beberapa macam bahan makanan.
3).     Peserta didik diminta merumuskan pertanyaan atas bahan makanan yang ditanyangkan.
4).     Guru menanyakan pada peserta didik tentang zat-zat makanan yang terdapat dalam makanan.
5).     Guru menanyakan pada peserta didik bagaimana cara mengetahui adanya zat makanan tertentu dalam makanan.
6).     Guru meminta peserta didik mencari cara yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya zat makanan tertentu dalam makanan.
7).     Secara berkelompok peserta didik melakukan percobaan pengujian adanya zat makanan (amilum, glukosa, protein, dan lemak) dalam makanan. (LK 5)
8).     Peserta didik melakukan presentasi hasil kerjanya.

b.       Kegiatan Penutup (10 menit)
1).     Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan.
2).     Peserta didik diminta memberikan refleksi atas proses pembelajaran yang dialami.
3).     Guru memberi tugas “Berpikir Kritis”:
a).      Sebagaimana diketahui energi yang dihasilkan untuk satu gram lemak lebih besar dibandingkan dengan energi yang dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat. Namun, karbohidrat dijadikan sebagai sumber energi utama. Bagaimana analisis kalian mengenai hal tersebut?
4).     Peserta didik melakukan penilaian diri sikap jujur.

2.        Pertemuan Kelima: ( 2 JP)
a.        Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1).     Guru menyampaikan salam kepada peserta didik.
2).     Guru mengecek peserta didik yang tidak masuk.
3).     Guru menyampaikan pertanyaan “Bagaimana tumbuhan memperoleh makanan?”
4).     Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik guru menunjukkan gambar tumbuhan berfotosintesis.

5).     Peserta didik diminta memberi komentar mengenai gambar fotosintesis tersebut.
6).     Guru menyampaikan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran.

b.       Kegiatan Inti (60 menit)
1).     Peserta didik membentuk kelompok dengan anggota tiap kelompok 6 anak.
2).     Guru menayangkan gambar:

3).     Peserta didik diminta merumuskan pertanyaan berkaitan dengan gambar fotosintesis tersebut.
4).     Peserta didik menyampaiakn rumusan pertanyaannya dan ditulis di papan tulis.
5).     Guru menyampaikan bahwa kita akan mencari jawaban dari beberapa pertanyaan melalui percobaan.
6).     Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan “Praktikum fotosintesis” (LK 6)
7).     Peserta didik berdiskusi tentang hasil percobaannya (terus tekankan observasi – inferensi – komunikasi). Doronglah peserta didik untuk tidak takut salah.
8).     Peserta didik melakukan presentasi hasil kerjanya. Diharapkan peserta didik yang lain memberi tanggapan.
c.        Kegiatan Penutup
1).     Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan.
2).     Peserta didik diminta memberikan refleksi atas proses pembelajaran yang dialami.
3).     Guru memberi tugas mandiri “Berpikir Kritis”:
Manusia, hewan, dan tumbuhan semuanya membutuhkan oksigen untuk bernapas. Bagaimana alam dapat menyediakan oksigen untuk memenuhi kebutuhan mahkluk hidup?
4).     Peserta didik melakukan penilaian diri sikap bersyukur

3.        Pertemuan Keenam: (3 JP)
a.        Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1).     Guru menyampaikan salam kepada peserta didik.
2).     Guru mengecek peserta didik yang tidak masuk.
3).     Untuk menimbulkan perhatian dan memotivasi peserta didik, guru mengemukakan aturan presentasi.
4).     Guru menyampaikan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran.

a.        Kegiatan Inti (100 menit)
1).     Peserta didik duduk berkelompok.
2).     Masing-masing kelompok diberi kesempatan menyiapkan presentasinya.
3).     Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kerja proyeknya. Guru melakukan penilaian kinerja. Peserta didik yang lain diharapkan memberikan tanggapan.

b.       Kegiatan Penutup
1).     Peserta didik diminta menyampaikan refleksinya.
2).     Guru menyampaikan kelompok terbaik an memberi pengharagaan.
3).     Guru memberi tugas untuk mempelajari seluruh bab tentang energi untuk persiapan ulangan harian pertemuan yang akan datang.
4).     Guru mengakhiri pembelajaran dengan mangucap salam.
2.        Pertemuan ke tujuh: (2 JP)
a.        Ulangan harian

E.       Penilaian
1.        Penilaian sikap spiritual:
a.        Teknik penilaian: penilaian diri
b.       Bentuk penilaian: lembar penilaian
c.        Instrumen penilaian:




PENILAIAN DIRI SIKAP DISIPLIN
Nama          : …………….
Kelas          : …………….
Tanggal       : …………….
Materi         : …………….

No
Pernyataan
Skor
1
Saya tambah yakin dengan keberadaan Tuhan setelah mempelajari ilmu pengetahuan

2
Saya berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu kegiatan

3
Saya mengucapkan rasa syukur atas segala karunia Tuhan sesuai dengan agama saya

4
Saya memberi salam sebelum dan sesudah mengungkapkan pendapat di depan umum sesuai dengan agama saya

5
Saya mengungkapkan keagungan Tuhan apabila melihat kebesaranNya sesuai dengan agama saya


Jumlah skor

Keterangan:
Skor 4 bila selalu melakukan sesuai pernyataan.
Skor 3 bila sering melakukan sesuai pernyataan.
Skor 2 bila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan.
Skor 1 bila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan.

NILAI:  x 100


2.         Penilaian sikap sosial
a.        Penilaian sikap sosial disiplin
1).      Teknik penilaian: penilaian diri
2).      Instrumen penilaian dan pedoman penskoran
PENILAIAN DIRI SIKAP DISIPLIN
Nama          : …………….
Kelas          : …………….
Tanggal       : …………….
Materi         : …………….
No
Pernyataan
Skor
1
Saya masuk kelas tepat waktu

2
Saya mengumpulkan tugas tepat waktu

3
Saya memakai seragam sesuai tata tertib

4
Saya mengerjakan tugas yang diberikan

5
Saya tertib dalam mengikuti pembelajaran

6
Saya mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan

7
Saya membawa buku tulis sesuai mata pelajaran

8
Saya membawa buku teks mata pelajaran


Jumlah skor

Keterangan:
Skor 4 bila selalu melakukan sesuai pernyataan.
Skor 3 bila sering melakukan sesuai pernyataan.
Skor 2 bila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan.
Skor 1 bila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan.

NILAI:  x 100

b.        Penilaian sikap sosial jujur
1).      Teknik penilaian: penialaian diri
2).      Instrumen penilaian dan pedoman penskoran
Nama          : …………….
Kelas          : …………….
Tanggal       : …………….
Materi         : …………….

No
Pernyataan
Skor
1
Saya tidak  menyontek pada saat mengerjakan Ulangan

2
Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan sumbernya pada saat mengerjakan tugas

3
Saya melaporkan kepada yang berwenang jika menemukan barang

4
Saya berani mengakui kesalahan yang dilakukan

5
Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban teman yang lain


Jumlah skor

Keterangan:
Skor 4 bila selalu melakukan sesuai pernyataan.
Skor 3 bila sering melakukan sesuai pernyataan.
Skor 2 bila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan.
Skor 1 bila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan.

NILAI:  x 100


c.         Penilaian sikap sosial percaya diri
1).      Teknik penilaian: penilaian diri
2).      Instrumen penilaian dan pedoman penskoran
Nama          : …………….
Kelas          : …………….
Tanggal       : …………….
Materi         : …………….

No
Pernyataan
Sikap
1
Saya melakukan segala sesuatu tanpa ragu-ragu

2
Saya berani mengambil keputusan secara cepat dan bisa dipertanggungjawabkan

3
Saya tidak mudah putus asa

4
Saya berani menunjukkan kemampuan yang dimiliki di depan orang banyak

5
Saya berani mencoba hal-hal yang baru

Keterangan:
Skor 4 bila selalu melakukan sesuai pernyataan.
Skor 3 bila sering melakukan sesuai pernyataan.
Skor 2 bila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan.
Skor 1 bila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan.

NILAI:  x 100

d.        Penilaian sikap sosial tanggung jawab
1).      Teknik penilaian: penilaian diri
2).      Instrumen penilaian dan pedoman penskoran
Nama          : …………….
Kelas          : …………….
Tanggal       : …………….
Materi         : …………….

No
Pernyataan
Skor
1
Sebagai siswa saya melakukan tugas- tugas dengan baik

2
Saya berani menerima resiko atas tindakan yang dilakukan

3
Saya tidak menuduh orang lain tanpa bukti

4
Saya mau mengembalikan barang yang dipinjam dari orang lain

5
Saya berani meminta maaf jika melakukan kesalahan yang merugikan orang lain


Jumlah skor

Keterangan:
Skor 4 bila selalu melakukan sesuai pernyataan.
Skor 3 bila sering melakukan sesuai pernyataan.
Skor 2 bila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan.
Skor 1 bila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan.

NILAI:  x 100

3.        Penilaian Pengetahuan
a.        Teknik: Tes tertulis
1).     Bentuk instrumen: tes uraian
2).     Instrumen:
a).      Kisi-kisi
b).     Naskah soal
(1).    Jelaskan alasannya mengapa minyak bumi digolongkan sebagai sumber energi yang tak terbarukan!
(2).    Jelaskan 3 macam perubahan energi yang terjadi pada alat di bawah ini!
(3).    Mengenai metabolisme sel, jelaskan pengertian dan macam-macamnya!
(4).    Seseorang yang bekerja sebagai tukang batu pada saat maka siang memakan nasi sebanyak 2.000 gram, lemak 500 gram. Selain itu dia juga memakan 600 gram protein. Hitunglah kalor yang diperoleh orang tersebut? (1 gram karbohidrat menghasilkan kalor sebanyak 4 kilokalori, 1 gram lemak menghasilkan kalor sebanyak 9 kilokalori, dan 1 gram protein menghasilkan kalor sebanyak 4 kilokalori)
(5).    Jelaskan bahan, hasil, dan sumber energi dalam fotositesis. Kemudian tuliskan persamaan reaksinya!
(6).    Jelaskan bahan, hasil dari respirasi dalam sel makhluk hidup! Kemudian tuliskan persamaan reaksinya!
(7).    Berikut ini adalah tabel hasil pengamatan terhadap respirasi belalang.
Tabel Hasil Banyaknya oksigen yang diserap belalang
No.
Massa belalang
Volume oksigen yang diserap selama 2 menit
1
0,4 gr
0,6 ml
2
0,6 gr
0,9 ml
3
0,8 gr
1,2 ml
4
1,0 gr
1,5 ml
5
1,2 gr
1,9 ml
(a).     Buatlah grafik hubungan antara massa belalang dengan volume oksigen yang diserap!
(b).     Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan tersebut!

c).      Kunci jawaban
b.       Teknik: penugasan
1).     Bentuk instrumen:
2).     Instrumen
D.      Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1.        Pertemuan ke 1:
a.        Media:
1).     Tayangan power point konsep energi
2).      
b.       Alat:
1).     Laptop
2).     LCD proyektor
3).     Speaker
4).     Penggaris panjang
5).     Katapel
6).     Meja
7).     Lempeng tembaga dan lempeng zink
8).     Lampu LED dan kabel listrik
9).     Gelas kimia
c.        Bahan:
1).     Batu
2).     Larutan asam cuka
d.       Sumber Belajar:
1).      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2).      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam Semester 2,Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3).     Sumber lain yang relevan (misalnya internet dan media cetak).
6).     Lingkungan sekitar.

2.        Pertemuan ke 2:
a.        Alat:
1).     Laptop
2).     LCD proyektor
3).     Speaker
4).     Penggaris panjang
5).     Katapel
6).     Meja
7).     Lempeng tembaga dan lempeng zink
8).     Lampu LED dan kabel listrik
9).     Gelas kimia
b.       Bahan:
1).     Batu
2).     Larutan asam cuka
c.        Sumber Belajar:
1).      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2).      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam Semester 2,Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3).     Sumber lain yang relevan (misalnya internet dan media cetak).
3.        Pertemuan ke 3:
a.        Alat dan bahan sesuai kegiatan “Pengamatan Respirasi Serangga”.
b.       Sumber Belajar
1).      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2).      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam Semester 2,Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3).     Sumber lain yang relevan (misalnya internet dan media cetak).
4).     Sumber lain yang relevan (misalnya internet).
4.        Pertemuan ke 4:
a.        Media: benda atau gambar/poster atau foto.
b.       Sumber Belajar
1).      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2).      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam Semester 2,Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3).     Sumber lain yang relevan (misalnya internet dan media cetak).
4).     Sumber lain yang relevan (misalnya internet, majalah).
5.        Pertemuan ke 5:
a.        Alat dan bahan sesuai kegiatan “Praktikum fotosintesis“.
b.       Media: benda atau gambar terkait.
c.        Sumber Belajar
1).      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2).      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam Semester 2,Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3).     Sumber lain yang relevan (misalnya internet dan media cetak).
4).     Sumber lain yang relevan (misalnya internet, majalah).
6.        Pertemuan ke 6:
a.        Alat dan Bahan sesuai kegiatan “Presentasi”
b.       Sumber Belajar
1).      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Guru Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2).      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam Semester 2,Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3).     Sumber lain yang relevan (misalnya internet dan media cetak).
4).     Sumber lain yang relevan (misalnya internet/majalah/media cetak lain).




Waru, 5 Januari 2015

Mengetahui:
Kepala SMP ........................,



.................................................
NIP. ....................................
Guru IPA,




.................................................
NIP. .......................................





Lembar Kegiatan (LK) 1





Lembar Kegiatan (LK) 2





 

 



LEMBAR KERJA SISWA 1

UJI KANDUNGAN ZAT MAKANAN

I.        TUJUAN
Menguji kandungan amilum, glukosa, protein, dan lemak pada bahan makanan.

II.     ALAT DAN BAHAN


1.        Tabung reaksi: 4 buah
2.        Rak tabung reaksi: 1 buah
3.        Penjepit tabung reaksi: 1 buah
4.        Pembakar spiritus
5.        Beaker glass 500 ml: 1 buah
6.        Beaker glass 250 ml: 4 buah
7.        Kaki tiga kasa
8.        Kertas saring/ HVS
9.        Air: secukupnya
10.    Pipet tetes: 5 buah
11.    Cutton bud: 2 biji
12.    Larutan lugol
13.    Reagen biuret
14.    Reagen benedict (atau Fehling A dan Fehling B)
15.    Larutan Nasi
16.    Larutan Tahu
17.    Larutan gula pasir
18.    Minyak goreng



III.  LANGKAH KERJA:
1.        Tuang masing-masing bahan makanan ke dalam satu beaker glass dan beri label sesuai dengan nama bahan makanan!
2.        Lakukan uji amilum dengan langkah sebagai berkut:
                             a.              Masukkan/ tuang larutan nasi dari beaker glass ke tabung reaksi dengan ketinggian lebih kurang 2 cm!
                            b.              Amati warna bahan makanan dan catat hasilnya pada tabel!
                             c.              Teteskan larutan lugol sebanyak 5 tetes ke makanan dalam tabung reaksi lalu kocoklah hingga rata!
                            d.              Amati perubahan warna yang terjadi dan catat hasil pengamatan pada tabel yang tersedia!
3.        Lakukan uji glukosa dengan langkah-langkah sebagai berikut:
                             a.              Masukkan/ tuang larutan gula pasir dari beaker glass ke tabung reaksi dengan ketinggian lebih kurang 2 cm!
                            b.              Amati warna bahan makanan dan catat hasilnya pada tabel!
                             c.              Tambakan 5 tetes reagen benedict atau larutan fehling A kemudian 5 tetes larutan fehling B ke masing-masing bahan makanan dalam tabung reaksi!
                            d.              Panaskan tabung reaksi menggunakan pembakar spiritus. Arahkan mulut tabung reaksi ke arah yang bebas (tidak ada orang).
                             e.              Amati perubahan warna yang terjadi! Catat hasilnya pada tabel yang tersedia!

4.        Lakukan uji kandungan protein dengan langkah-langkah sebagai berikut:
                             a.              Masukkan/ tuang larutan tahu dari beaker glass ke tabung reaksi dengan ketinggian lebih kurang 2 cm!
                            b.              Amati warna bahan makanan dan catat hasilnya pada tabel!
                             c.              Tambahkan reagen biuret ke dalam bahan makanan dalam tabung reaksi sebanyak 5 tetes!
                            d.              Amati perubahan warna yang terjadi! Catat hasilnya pada tabel yang tersedia!
5.        Lakukan uji kandungan lemak dengan langkah-langkah sebagai berikut:
                             a.              Ambillan selembar kertas HVS, terwangkan kertas tersebut amati apakah transparan atau tidak!
                            b.              Celupkan cutton bud ke dalam minyak goreng!
                             c.              Oleskan minyak goreng tersebut ke kertas HVS lalu keringkan!
                            d.              Terawangkan kertas tersebut, amati bagian yang diolesi minyak goreng, transparan atau tidak!
                             e.              Catat hasil pengamatanmu pada tabel!

IV.   DATA PENGAMATAN
Tabel Hasil pengamatan uji kandungan zat makanan.
No.
Bahan makanan
Warna bahan makanan
Uji amilum
Uji glukosa
Uji protein
Uji lemak
Sebelum ditambah lugol
Setelah ditambah lugol
Sebelum ditambah fehling A dan B
Setelah ditambah fehling & A dan Bdipanaskan
Sebelum ditambah reagen biuret
Setelah ditambah reagen biuret
Sebelum diolesi bahan makanan
Setelah diolesi bahan makanan
1
Larutan Nasi








2.
Larutan gula pasir








3.
Larutan Tahu








4.
Minyak goreng








Keterangan:
1)        Bahan makanan mengandung amilum bila dengan uji lugol menunjukkan warna biru tua atau hitam.
2)        Bahan makanan mengandung glukosa bila dengan uji benedict atau fehling menunjukkan warna orange atau merah bata.
3)        Bahan makanan mengandung protein bila dengan uji biuret menunjukkan warna ungu.
4)        Bahan makanan mengandung lemak bila kertas uji menjadi tembus pandang setelah diolesi bahan makanan tersebut.

V.      PERTANYAAN
1.        Bagaimanakah hasil uji amilum terhadap bahan makanan di atas?
Jawab: ………………………………………………………………………………………………………
2.        Bagaimanakah hasil uji glukosa terhadap bahan makanan di atas?
Jawab: ………………………………………………………………………………………………………
3.        Bagaimanakah hasil uji protein terhadap bahan makanan di atas?
Jawab: ………………………………………………………………………………………………………
4.        Bagaimanakah hasil uji lemak terhadap bahan makanan di atas?
Jawab: ………………………………………………………………………………………………………

VI.   KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perngamatan di atas, bagaimanakah cara menguji kandungan zat makanan dalam bahan makanan?
Jawab: ……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….………………………………







Energi dalam Sistem Kehidupan
·      Sumber energi
·      Perubahan bentuk energi
·      Transformasi energi
·      Bernapas
·      Fotosintesis
·       Respirasi
·      Sistem pencernaan makanan

Sikap:
Observasi sikap objektif, jujur, kritis, dan bertanggung jawab.

Pengetahuan:
·      Tes tertulis untuk menilai pemahaman tentang transformasi energi pada hewan melalui proses pencernaan serta perubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia
·      Konsep perolehan energi melalui transformasi dari sumber energi  makanan pada hewan

Keterampilan:
·      Unjuk kerja
Merangkai alat percobaan dan pendataan hasil pengamatan
·      Portofolio
Penyusunan laporan hasil percobaan