Tuesday, 7 November 2017

RPP IPA SMP KELAS 7 TAHUN 2017

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP...)

Sekolah                        : SMP NEGERI MANA GITU
Mata Pelajaran            : IPA
Kelas/ Semester          : VII/Ganjil
Materi Pokok              : Energi dalam Kehidupan
Alokasi Waktu            : 6 pertemuan ( 15 JP)

A.     Kompetensi Inti
1.        Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.        Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.  Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
     tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
     tampak mata.
4.  Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
     memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
     menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
     sama dalam sudut pandang/teori.

B.      Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi

3.5. Memahami konsep energi, berbagai
       sumber energi, dan perubahan bentuk
       energi dalam kehidupan sehari-hari
       termasuk fotosintesis.

3.5.1. Menjelaskan 3 konsep energi dan
           Sumber sumber energi
3.5.2. Menjelaskan perubahan energi yang
          terjadi di alam dan dalam tubuh.
3.5.3. Menjelaskan konsep fotosintesis


4.5. Melakukan percobaan untuk
       menyelidiki pengaruh kalor terhadap
       suhu dan wujud benda serta
       perpindahan kalor.


4.1.1. Menyajikan hasil pengamatan,
          inferensi, dan mengomunikasikan
          hasil

C.     Tujuan Pembelajaran
1.        Pertemuan ke 1:
a.       Setelah membaca informasi tentang konsep energi, peserta didik dapat menjelaskan konsep energi.
b.       Melalui percobaan, peserta didik dapat menemukan faktor yang mempengaruhi besarnya energi potensial.
2.        Pertemuan ke 2:
a.       Melalui diskusi, peserta didik dapat menjelaskan sumber-sumber energi.
b.       Melalui diskusi peserta didik dapat membuat usulan tidakan untuk menghemat energi.
3.        Pertemuan ke 3:
a.       Peserta didik dapat menjelaskan perubahan-perubahan energi yang terjadi di alam dan sekitar rumah.
b.       Peserta didik dapat membedakan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
4.        Pertemuan ke 4:
a.       Peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap fenomena transformasi energi dan metabolisme sel.
b.       Peserta didik dapat menjelaskan konsep fotosintesis.
5.        Pertemuan ke 5:
a.       Peserta didik memiliki keterampilan berbicara di muka kelas melalui kegiatan presentasi hasil praktikum fotosintesis.
6.        Ulangan harian

Fokus Penguatan karkater: religius, rasa ingin tahu.

D.     Materi Pembelajaran
1.        Materi Pembelajaran reguler
a.       Konsep Energi dan Sumber Energi
b.       Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha (kerja) atau melakukan suatu perubahan.
c.        Bentuk energi:
1)       Energi Potensial
2)       Energi potensial gravitasi
3)       Energi potensial elastis
4)       Energi Kinetik
d.      Sumber energi
1)       Sumber energi terbarukan
a)       Hasil tambang
b)      Nuklir
2)       Sumber energi tak terbarukan
a)       Energi matahari
b)      Pembangkit listrik tenaga air
c)       Angin
d)      Tidal

e.       Transformasi Energi dalam Sel dan Metabolisme Sel
f.         Respirasi
g.       Pencernaan Makanan
h.       Fotosintesis
2.        Materi pembelajaran pengayaan
a.       Sumber energi
b.       Transformasi energi
3.        Materi pembelajaran remedial
a.       Transformasi Energi dalam Sel dan Metabolisme Sel
b.       Respirasi

E.      Metode Pembelajaran
1.        Metode pembelajaran: Inquiry Learning

F.       Media dan Bahan:
1.        Media:
a.       Gambar alat yang untuk menghasilkan
b.       Tayangan power point tentang konsep energi dan sumber energi
2.        Bahan
-
3.        Alat:
a.       Laptop
b.       LCD proyektor
c.        Speaker
d.      Ketapel
e.       Butiran kertas (kertas dibentuk bola kecil)
f.         Penggaris/ mistar


G.     Sumber Belajar
1.           Kementeraian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2016. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam, SMP/MTs Kelas VII Semester 1. Jakarta: Kementeraian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Halm: 1 s.d 7
2.          Kementeraian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2016. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam, SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementeraian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Halm: 25 s.d 46.
3.          Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti). 2012 Model-model Pembelajaran Biologi Berbasis Praktikum Virtual dan Asesmennya untuk Membangun Karakter Bangsa Pebelajar. Hibah Pascasarjana
Tahun Pertama. Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti).
6.        Kebun sekitar sekolah

H.     Langkah-langkah Pembelajaran
1.        Pertemuan pertama: 3 JP

Tahap
Kegiatan
Pendahuluan
(10 menit)

1)      Guru mengucapkan salam.
2)      Peserta didik diajak berdo’a. (religious)
3)      Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4)      Guru mengajak bersyukur. (religius)
5)      Guru mengajak senam ringan.
6)      Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, yakni tentang Energi;
7)      Guru menjelaskan komptensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai;
8)      Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
9)      Guru menjelaskan proses penilaian  yang akan dilakukan.


Inti
(60 menit)

Tahap 1
Orientasi







10)  Peserta didik dikelompokkan menjadi kelompok kecil dengan jumlah anggota 5 orang tiap kelompok.
11)  Guru menyajikan video tentang pemanfaatan energi oleh manusia, peserta didik diminta mengamatinya.


Tahap 2
Merumuskan masalah

12)  Peserta didik diminta merumusan pertanyaan/ masalah ( rasa ingin tahu) berdasarkan hasil pengamatannya terhadap video.

13)  Guru dan peserta didik menyepakati rumusan masalah yang akan dibahas.



Tahap 3
Merumuskan hipotesis

14)  Peserta didik diminta membaca informasi ( gemar membaca) mengenai energi potensial pegas pada buku paket, sebelum membaca siswa memprediksi energin potensial pegas.
15)  Mencari kata kunci dari apa yang dibaca.
16)  Secara berkelompok peserta didik diminta merumuskan hipotesis atas rumusan masalah yang telah dibuat.



Tahap 4
Mengumpulkan data

17)  Secara berkelompok peserta didik diminta merancang cara pengumpulan data.
18)  Secara berkelompok peserta didik mengumpulkan data ( jujur) dengan melakukan percobaan “Apa yang Menentukan Besarnya Energi Potensial pegas?
19)  Secara berkelompok peserta didik diminta melakukan analisis terhadap data yang telah diperoleh.


Tahap 5
Menguji hipotesis

20)  Secara berkelompok peserta didik membandingkan hasil analisis dengan hipotesis yang telah dirumuskan.


Tahap 6
Merumuskan kesimpulan
21)  Secara berkelompok pesert didik merumuskan kesimpulan.
22)  Secara berkelompok peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.


Penutup
(10 menit)


23)  Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan atas hasil belajar yang telah dilakukan.
24)  Peserta didik diminta menuliskan refleksi proses pembelajaran di lembaran kertas yang telah disediakan.
25)  Guru menyampaikan tugas membawa bahan untuk kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
26)  Guru menyampaikan salam.


2.       Pertemuan Kedua ….
Dst…
I.        Penilaian
1.        Teknik penilaian:
Ranah
Teknik
Bentuk instrumen
Sikap spiritual
Observasi
Jurnal
Sikap social
Observasi
Jurnal
Pengetahuan
Tes tulis
Tes uraian
Keterampilan
Unjuk kerja
Rubrik unjuk kerja

a.       Instrumen Penilaian
1)       Jurnal
Jurnal Sikap Spiritual dan Sosial
Nama sekolah               : SMP Negeri Mana Gitu
Kelas/ Semester           : VII-1/Ganjil
Tahun pelajaran           : 2016/2017
No
Waktu
Nama Siswa
Catatan Peristiwa
Butir sikap
TTD
Tindak Lanjut
























2)       Tes uraian
a)       Kisi-kisi
No
KD
Materi
Indikator soal
Bentuk soal
Jumlah soal

1

3.5. Memahami konsep energi, berbagai sumber energi, dan perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari termasuk fotosintesis.


Konsep energi dan sumber energi

Peserta didik dapat menjelaskan pengertian dari:
a.       Energi potensial
b.       Enegi kinetik
c.        Energi kimia



Uraian

1




Disajika beberapa macam contoh sumber energi, peserta didik dapat mengelompokkan sumber energi tersebut menjadi sumber energi terbarukan dan tak terbarukan.


Uraian

1




Peserta didik dapat membuat usulan kegiatan menghemat energi.

Uraian

1
b)      Naskah soal
(1)     Jelaskan pengertian dari:
(a)   Energi potensial
(b)   Enegi kinetik
(c)    Energi kimia
(2)     Energi dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tempurung kelapa, batu bara, arus air laut, angin, nuklir, kayu, dan minyak bumi. Kelompokkanlah sumber-sumber energi tersebut ke dalam sumber energi terbarukan dan tak terbarukan!
(3)     Buatlah 3 usulan kegiatan yang bertujuan untuk mengajak masyarakat menghemat energi!
3)       Kunci jawaban
No
Kunci jawaban
Skor maksimal
1)     
a.       Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu materi karena lokasi atau tempatnya.
b.       Enegi kinetik adalah bentuk energi ketika suatu materi berpindah atau bergerak
c.        Energi kimia adalah energi yang terkandung dalam suatu zat
2

2

2
2)     
Jumlah skor maksimal
6
3)     
a.       Kelompok sumber energi terbarukan: tempurung kelapa, arus air laut, angin, kayu
b.       Kelompok sumber energi tak terbarukan:, batu bara, , nuklir, , dan minyak bumi.
4


3
4)     
Jumlah skor maksimal
7
5)      3
Usulan kegiatan menghemat energi:
a.      Mengganti sumber energi tak terbarukan dengan sumber energi terbarukan.
b.      Tidak mengeksplor secara besar-besaran sumber energi tak terbarukan.
c.       Menggunakan sumber energi seperlunya saja/ tidak berlebihan.

1


1
1

Jumlah skor maksimal
3

Total skor
16

Nilai =  x 100

b.       Unjuk kerja
Instrumen Penilaian Unjuk Kerja

                  Mata pelajaran                                 : IPA
                  Kelas/Semester                                : VII-1/ Ganjil
                  Nama kegiatan/percobaan            : Energi potensial
                  Tanggal penilaian                            : 15 April 2017
                  Tugas                                                 : Melaksanakan LK tentang faktor yang
                                                 mempengaruhi energi potensial pegas.

RUBRIK:
Aspek 1: PERSIAPAN:
Skor 1 jika alat dan bahan yang dibawa <25%
Skor 2 jika alat dan bahan yang dibawa 25% - 50%
Skor 3 jika alat dan bahan yang dibawa >50% - 75
Skor 4 jika alat dan bahan yang dibawa >75 % - 100%
Aspek 2: PROSEDUR:
Skor 1 jika <25% sesuai prosedur
Skor 2 jika 25% - 50% sesuai prosedur
Skor 3 jika >50% - 75 sesuai prosedur
Skor 4 jika >75 % - 100% sesuai prosedur
Aspek 3: DATA:
Skor 1 jika <25% data tercatat
Skor 2 jika 25% - 50% data tercatat
Skor 3 jika >50% - 75 data tercatat
Skor 4 jika >75 % - 100% data tercatat
Aspek 4: ANALISA DATA:
Skor 1 jika <25% sesuai data
Skor 2 jika 25% - 50% sesuai data
Skor 3 jika >50% - 75 sesuai data
Skor 4 jika >75 % - 100% sesuai data
Aspek 5: KESIMPULAN:
Skor 1 jika tidak sesuai hasil analisis
Skor 2 jika kurang sesuai hasil analisis
Skor 3 jika sesuai hasil analisis

2.        Pembelajaran Remedial
a.        
3.        Pembelajaran Pengayaan
a.        



 
    Surabya, 12 April 2017
Mengetahui
Kepala SMP Negeri Mana Gitu,


……………………………..
NIP. ...

Guru Mata Pelajaran IPA,


……..………………………
NIP. ...



MEMOTIVASI ANAK AGAR MAU BERTANYA

Oleh Sugeng Pamudji
Kita pasti masih ingat saat berhadapan dengan anak kita yang berusia sekitar tiga sampai enam tahun. Atau dengan anak tetangga yang seusia tersebut. Apa salah satu cirinya? Anak-anak seusia seperti itu biasanya suka sekali bertanya. Apapun yang dia lihat atau dia pegang akan ditanyakan kepada siapa pun yang ada di sekitarnya. Tidak hanya benda yang baru dia lihat atau dia pegang yang ditanyakan, namun benda-benda yang pernah dia tanyakan akan ditanyakan lagi; dan itu terjadi bisa sampai berkali-kali. Tragisnya orang dewasa di sekitarnya (orangtua, kakak, tetangga), notabene, orang yang lebih tua atau orang dewasa sering tidak sabar dalam memberi jawaban jika yang ditanyakan adalah benda yang pernah ditanyakan sebelumnya. Pernahkah Anda jengkel mengahadapi hal tersebut? Atau bahkan memarahi si anak tersebut?
Perlu diketahui bahwa anak bertanya itu berarti anak memiliki rasa ingin tahu. Semakin banyak bertanya berarti rasa ingin tahunya semakin tinggi. Hendaknya rasa ingn tahu seperti itu tidak diputus dengan memarahinya. Justru sebaliknya rassa ingin tersebut hendaknya dikembangkan dengan tetap/ selalu memberi jawaban sesuai dengan tingkat pemahaman si anak. Apakah Anda termasuk orang yang sudah peduli untuk mengembangkan rasa ingin tahu si anak? Jika belum ayo kita ubah pola pikir kita mulai sekarang.
Dalam kenyataannya rasa ingin tahu seorang anak mengalami penurunan sesuai dengan usianya. Ketika belum sekolah, masih di rumah bersama orang tuanya, si anak suka sekali bertanya segala sesuatu. Bahkan sampai menjengkelkan orang yang ditanya. Kemudian si anak masuk dunia pendidikan PAUD. Sampai di sini si anak masih suka bertanya. Tapi kita harus ingat berapa anak yang berada di satu ruang dan waktu yang sama di PAUD tersebut dan berapa pengasuh yang ada. Jika setiap anak selalu bertanya, maka kemungkinan besar sang pengaruh juga mengalami kejengkelan kalau harus menjawab setiap pertanyaan dari si anak (semoga hal ini tidak terjadi). Jika sudah demikian maka rasa ingin tahu si anak terputus.
Selanjutnya si anak masuk ke Taman Kanak-kanak (TK). Pada usia TK ini si anak tentunya masih memiliki keingintahuan yang cukup tinggi. Apakah semua guru TK bersikap peduli dengan rasa ingin tahu yang tinggi pada anak didiknya? Semoga demikian. Namun jika tidak, maka rasa ingin tahun si anak juga akan terputus di TK ini. Tahukah akibatnya? Jika si anak tidak memperoleh perhatian yang cukup saat bertanya, alias tidak mendapat respon yang baik dari guru, atau bahkan jika bertanya dimarahi, maka si anak tidak akan bertanya lagi untuk masa selanjutnya.
Jika rasa ingin tahu si anak terus menerus terkebiri saat masuk sekolah maka lama kelamaan si anak tidak mau bertanya. Hal ini terbukti saat di jenjang pendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama), sudah jarang sekali anak mengajukan pertanyaan saat guru memintanya. Tentu hal ini akan berpengaruh pada perkembangan intelektual si anak. Mengapa demikian, karena bertanya merupakan salah satu modal untuk mengetahui lebih banyak berbagai hal yang ada di sekitar si anak. Anak-anak yang kreatif adalah anak-anak yang suka sekali bertanya atau mempertanyakan berbagai hal yang terjadi di sekitarnya.
Pengalaman penulis sebagai guru di salah satu SMP Negeri, merasakan sekali anak SMP jika diminta mengajukan pertanyaan umunya diam, menunduk atau memainkan jari-jemarinya. Mereka tidak mau bertanya. Oleh karena itu kita harus selalu berupaya mendorong anak untuk mau bertanya. Apalagi setelah Kurikulum 2013 diluncurkan, salah satu kemampuan yang dituntut adalah kemampuan anak bertanya. Hal ini merupakan salah satu unsur dari pendekatan 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengomunikasikan). Bahkan jika memungkinkan ditambah satu kemampuan lagi yaitu mencipta.
Namun apa yang terjadi setelah para guru menerapkan 5M tersebut di kelasnya masing-masing? Ternyata banyak guru yang mengeluh bahwa anaknya tidak ada yang mau bertanya, alias kegiatan menanya jadi kendala. Termasuk penulis mengalami hal serupa. Ini membuktikan bahwa si anak masih belum terbiasa untuk bertanya saat dalam kegiatan pembelajaran. apa mau dibiarkan? Tentu tidak. Kita harus selalu berupaya agar anak memiliki kemampuan dan kemauan bertanya, terutama dalam kegiatan pembelajaran. mengapa demikain karena kebiasaan bertanya, mencari, dan menemukan jawaban terhadap hal-hal apa pun, akan mejadikan anak berpikiran terbuka. Bertanya, mencari, dan menemukan (jawaban) kemudian berulang lagi, akan meningkatkan pemahaman, melihat lebih jauh, bahkan lebih baik dalam memutuskan sesuatu. Karena demikian pentingnya bertanya bagi anak, maka kita harus berupaya semaksimal mungkin mendorong anak untuk bertanya.
Terdapat beberapa cara agar anak mau bertanya. Berikut ini beberapa cara mendorong anak agar mau bertanya.
1.      Kenali karakter anak.
Guru atau orangtua hendaknya menelusuri mengapa si anak jarang/ tidak mau bertanya. Terdapat terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak jarang/ tidak mau bertanya. Salah satunya adalah karakter si anak. Ada anak yang pemalu, pendiam, cuek, apatis, suka bertanya dan lain-lain. Untuk anak yang pendiam dan pemalu, memerlukan motivasi yang lebih dibanding yang lain. Anak inilah yang perlu diberi stimulus ataua rangsangan agar memiliki keinginan bertanya.
2.      Berilah pengalaman positif kepada anak
Penulis punya pengalaman yang seharusnya tidak terjadi anakhirnya penulis harus mengubah cara ketika ada anak bertanya. Saat itu dalam pembelajaran IPA ada seorang anak yang bertanya. Karena pertanyaan tersebut berkaitan dengan materi yang telah dibahas sebelumnya dan saya jelaskan, maka begitu si anak bertanya saya langsung katakan, “Yang kamu tanyakan itu kan sudah saya jelaskan tadi,mengapa kamu tanyakan?” Nah, apa yang terjadi? Si anak langsung diam, menunduk, mungkin juga malu. Yang lebih parah lagi pada pertemuan berikutnya dia tidak mau bertanya lagi. Rupanya apa yang saya ucapkan pada si anak tersebut menjadi pengalaman negatif yang bisa memathakan semangat bertanya si anak.
Oleh sebab itu si anak perlu diberi pengalaman yang positif, menyenangkan sehingga dia merasa diperhatikan. Yang lebih penting lagi si anak merasa bahwa pertanyaan yang diajukan itu merupakan pertanyaan penting untuk dijawab atau didiskusikan.

3.      Libatkan anak dalam kegiatan sosial.
Melibatkan anak dalam kegiatan kelompok merupakan salah satu contoh melibatkan anak dalam kegiatan sosial. Jika anak terlibat dalamkegiatan sosial maka akan meunbuhkan rasa percaya diri dan mengikis rasa malunya. Si anak akan menjadi lebih berani untuk bertanya, memberi penjelasan, berpendapat. Ini akan meningkatkan keterampilannya secara sosial.

4.      Jangan melabel anak.
Pelabelan, semisal, "Kamu jadi anak kok bodoh gitu sih, payah!" atau "La kamu pemalu.” akan membuat anak semakin menarik diri dan tak berani untuk banyak bertanya, selain juga "membunuh" keingintahuannya. Oleh karena itu kita jangan suka memberi label kepada si anak yang menyebabkan anak menjadi menarik diri dan tidak percaya diri. Memberi label kepada anak harus kita hindari.

5.      Beri penguatan
Penguatan bisa berupa pujian dengan kata-kata seperti bagus, luar biasa, ekselen dan lain-lain. Bisa juga berupa tanda misalnya jempol. Bahkan bisa juga berupa hadiah, yang bertanya akan saya mendapat hadiah sebatang pensil. Nah penguatan seperti itu bisa membuat si anak terangsang untuk bertanya. Bahkan bisa meningkatkan rasa percaya dirinya.
Bisa juga

6.      Ciptakan lingkungan kondusif beserta stimulasi
Hendaknya lingkungan di rumah maupun di sekolah memberi contoh. Jangan sampai menuntut anak banyak bertanya sementara kenyataannya orangtua di rumah atau guru di sekolah lebih banyak diam, tidak ekspresif atau pemalu, tidak banyak berinteraksi dengan anak secara verbal, sehingga anak pun akan mencontoh hal yang sama dari lingkungannya. Orangtua atau guru harus bisa menjadi model atau mencontohkan perilaku agar anak mau aktif bertanya. Selain itu, jika memang anak cenderung pendiam, jangan cecar anak atau memaksanya untuk banyak bertanya. Tapi, seringlah mengajaknya bicara. Tanyalah anak tentang banyak hal sehingga membuatnya tertarik dan mendorong keingintahuannya. Biasanya dengan lingkungan yang dirasa nyaman, akan timbul keberaniannya untuk banyak bertanya. Gunakan media berupa buku, mainan, film, pengalaman jalan-jalan keluar dan sebagainya. Sehingga dengan wawasan dan pengetahuan yang bertambah akan muncul ketertarikan anak terhadap segala hal.
7.      Tumbuhkan keberanian.
Di atas sudah disinggung kerja kelompok akan meningkatkan keberanian anak untuk bertanya. Selain itu hendaknya tidak selalu melayani anak, berikan kesempatan kepada anak untuk belajar mandiri dengan mencoba melakukan hal-hal sederhana sendiri. Berikan semangat, "Ayo, kamu pasti bisa, kok." Jangan lupa, puji usaha dan keberhasilan-keberhasilan kecil yang diperolehnya. Pujian akan membuat dirinya merasa berharga dan anak pun dapat mengembangkan kemampuan bertanya.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemauan bertanya anak harus kita bangun. Bertanya merupakan salah satu modal untuk mengetahui lebih banyak berbagai hal yang ada di sekitar si anak. Anak-anak yang kreatif adalah anak-anak yang suka sekali bertanya atau mempertanyakan berbagai hal yang terjadi di sekitarnya. Beberapa cara yang penulis uraikan di atas hanya merupakan contoh saja, pembaca bisa mengembangkannya cara-cara lain yang bisa merangsang anak mau bertanya. Semoga bermanfaat.