Oleh: Sugeng Pamudji
Covid-19 bangkitkan gotong royong dalam pendidikan. Selama ini banyak masyarakat orangtua yang beranggapan jika sang anak sudah disekolahkan di suatu sekolah maka putih-hitamnya anak diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Orangtua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Ketika anak tiba dari sekolah orangtua tidak sempat menanyakan seperti apa kegiatannya di sekolah. Bahkan ketika orangtua diundang ke sekolah karena anak ada masalah di sekolah, orangtua enggan datang ke sekolah. Ada pula yang bila disampaikan oleh pihak sekolah mengenai kondisi anak, mereka membantahnya. Dengan kebijakan sekolah gratis seolah orangtua sudah terbebas dari beban biaya sekolah anak. Orangtua tidak perlu membantu sekolah. Namun, ternyata dengan adanya wabah covid-19, rupanya kondisi seperti itu mengalami perubahan.
<script data-ad-client="ca-pub-6144563181456040" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Kini, mau tidak mau,
orangtua harus mengubah cara berfikirnya. Mereka harus menemani anak di rumah.
Membantu anak belajar di rumah. Merasakan betapa anak belajar. Bahkan mungkin
orangtua harus membantu anak mempelajari berbagai jenis mata pelajaran. Di
samping itu mereka masih harus mengingatkan bila ada perilaku anak yang tidak
sesuai dengan aturan keluarga atau kehendak mereka atau mungkin lupa belum
mengerjakan tugas dari gurunya. Orangtua juga turut membangun pendidikan
karakter anak agar menjadi anak yang bertanggung jawab. Memang repot, bahkan
sangat repot. Oleh sebab itu tidak mengherankan jika banyak orangtua yang
mengeluh begitu ada kebijakan siswa belajar di rumah. Orangtua dituntut bisa
mengantarkan anak agar sukses dalam belajarnya di rumah, yang mungkin selama
ini seolah tidak mau tahu bagaimana anak belajar.
Nah, di sinilah munculnya
kolaborasi antara orangtua, anak, dan guru. Guru memberikan panduan, materi
pelajaran, tugas, yang semuanya dilakukan tanpa tatap muka secara langsung
dengan anak. Tentu hal ini menimbulkan masalah anak manakala anak mengalami
kesulitan. Tidak mungkin anak setiap mengalami kesulitan harus bertanya kepada
gurunya. Maka orangtualah, atau minimal anggota keluarga yang lain yang
dimintai bantuan untuk mengatasi permasalahannya. Maka muncullah kerjasama
antara guru, anak, dan orangtua. Semuanya memilki satu tujuan, yaitu anak
berhasil dalam belajarnya.
<script data-ad-client="ca-pub-6144563181456040" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Dengan adanya wabah
covid-19 ini banyak orangtua yang membantu sekolah misalnya dengan menyediakan
cairan pencuci tangan (hand sanitizer),
sabun untuk cuci tangan. Selain itu juga ada kelompok/ komunitas masyarakat
yang membantu sekolah dengan melakukan penyemprotan desinfektan secara gratis.
Ini semua merupakan wujud dari gotong royong orangtua dan masyarakat dengan
sekolah. Walaupun ada sebagian masyarakat yang aktivitasnya kurang mendukung
kebijakan pemerintah berkaitan dengan wabah covid-19 ini. Misalnya pemerintah
meminta masyarakat tidak berkumpul dalam suatu lokasi, namun masih ada sebagian
masyarakat yang justru menyediakan fasilitas wifi untuk anak-anak usia sekolah bermain dalam jumlah yang banyak.
Gotong royong tersebutlah yang diharapkan terjadi. Sesuai dengan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, yaitu “Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong.” Rasa gotong royong dalam ekosistem pendidikan tersebut akan benar-benar bisa terwujud bila tiga sentra pendidikan bisa bermitra. Siapa mereka, yaitu sekolah (guru), keluarga (orangtua), dan masyarakat. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Oleh sebab itu sebenarnya modal dasar anak bisa menjadi orang sukses berawal dari keluarga.
<script data-ad-client="ca-pub-6144563181456040" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Dalam kemitraan tri sentra
pendidikan, orangtua (keluarga) memiliki peran turut serta mendidik anak agar
berkarakter dan berbudaya prestasi. Komponen tri sentra pendidikan merupakan
komponen yang bisa membentuk ekosisitem yang ideal dalam menumbuhkan karakter
dan budaya prestasi anak. Pada kesempatan saat ini merupakan latihan bagi
segenap orangtua untuk benar-benar berpartisipasi secara aktif mewujudkan
perannya sebagai komponen penting dalam mendidik anak agar menjadi anak yang
berkarakter dan berbudaya prestasi. Semoga setelah berakhirnya wabah covid-19
ini, untuk selanjutnya, orangtua terus berperan aktif dalam bergotong royong
dengan sekolah menyukseskan pendidikan anak. Jika hal ini bisa terjadi maka
keselarasan tri sentra pendidikan bisa terjaga.
Kemitraan tri sentra pendidikan merupakan
keniscayaan. Ini, sebenarnya, tidak bisa
dipisahkan satu dengan yang lain dalam peranannya mendukung keberhasilan
pendidikan anak. Orangtua memiliki peranan yang pertama dan utama dalam masa
pendidikan anak. Peran aktif orangtua sangat diperlukan walaupun anak telah
“dititipkan” di sebuah lembaga pendidikan/sekolah. Dalam kaitan dengan ini banyak
studi yang mengungkap bahwa peran katif dan keterlibatan keluarga dalam proses
pendidikan berbanding lurus secara positif terhadap prestasi belajar dan
penumbuhan karakter anak. Oleh sebab itu peran orangtua dan keluarga menjadi
kunci keberhasilan pendidikan.
<script data-ad-client="ca-pub-6144563181456040" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Semoga wabah covid-19 ini membawa hikmah yang
positif terhadap perkembangan peran orangtua terhadap pendidikan anak. Terjadi
sinergi yang semakin baik antara sekolah dengan orangtua. Walaupun antara anak
dengan gurunya tidak saling bertemu secara fisik, melakukan kegiatan
pembelajaran dipisahkan oleh jarak. Namum mereka disatukan oleh teknologi.
Karena memang menurut ilmu sosiologi bahwa interaksi antar manusia tidak harus
bertemu langsung, tidak harus bersentuhan atau bertatap muka langsung. Salah
satunya bisa melalui media sosial. Inilah yang memungkinkan guru, anak, dan
orangtua bisa berkeja sama menyukseskan keberhasilan pendidikan anak. Semoga
Allah memudahkannya. Aamiin ya robbal aalamiin.
No comments:
Post a Comment