Monday, 22 February 2021

COVID-19 BANGKITKAN GOTONG ROYONG DALAM PENDIDIKAN

Oleh: Sugeng Pamudji

 Covid-19 bangkitkan gotong royong dalam pendidikan. Selama ini banyak masyarakat orangtua yang beranggapan jika sang anak sudah disekolahkan di suatu sekolah maka putih-hitamnya anak diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Orangtua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Ketika anak tiba dari sekolah orangtua tidak sempat menanyakan seperti apa kegiatannya di sekolah. Bahkan ketika orangtua diundang ke sekolah karena anak ada masalah di sekolah, orangtua enggan datang ke sekolah. Ada pula yang bila disampaikan oleh pihak sekolah mengenai kondisi anak, mereka membantahnya. Dengan kebijakan sekolah gratis seolah orangtua sudah terbebas dari beban biaya sekolah anak. Orangtua tidak perlu membantu sekolah. Namun, ternyata dengan adanya wabah covid-19, rupanya kondisi seperti itu mengalami perubahan.

<script data-ad-client="ca-pub-6144563181456040" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Kini, mau tidak mau, orangtua harus mengubah cara berfikirnya. Mereka harus menemani anak di rumah. Membantu anak belajar di rumah. Merasakan betapa anak belajar. Bahkan mungkin orangtua harus membantu anak mempelajari berbagai jenis mata pelajaran. Di samping itu mereka masih harus mengingatkan bila ada perilaku anak yang tidak sesuai dengan aturan keluarga atau kehendak mereka atau mungkin lupa belum mengerjakan tugas dari gurunya. Orangtua juga turut membangun pendidikan karakter anak agar menjadi anak yang bertanggung jawab. Memang repot, bahkan sangat repot. Oleh sebab itu tidak mengherankan jika banyak orangtua yang mengeluh begitu ada kebijakan siswa belajar di rumah. Orangtua dituntut bisa mengantarkan anak agar sukses dalam belajarnya di rumah, yang mungkin selama ini seolah tidak mau tahu bagaimana anak belajar.

Nah, di sinilah munculnya kolaborasi antara orangtua, anak, dan guru. Guru memberikan panduan, materi pelajaran, tugas, yang semuanya dilakukan tanpa tatap muka secara langsung dengan anak. Tentu hal ini menimbulkan masalah anak manakala anak mengalami kesulitan. Tidak mungkin anak setiap mengalami kesulitan harus bertanya kepada gurunya. Maka orangtualah, atau minimal anggota keluarga yang lain yang dimintai bantuan untuk mengatasi permasalahannya. Maka muncullah kerjasama antara guru, anak, dan orangtua. Semuanya memilki satu tujuan, yaitu anak berhasil dalam belajarnya.

<script data-ad-client="ca-pub-6144563181456040" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Dengan adanya wabah covid-19 ini banyak orangtua yang membantu sekolah misalnya dengan menyediakan cairan pencuci tangan (hand sanitizer), sabun untuk cuci tangan. Selain itu juga ada kelompok/ komunitas masyarakat yang membantu sekolah dengan melakukan penyemprotan desinfektan secara gratis. Ini semua merupakan wujud dari gotong royong orangtua dan masyarakat dengan sekolah. Walaupun ada sebagian masyarakat yang aktivitasnya kurang mendukung kebijakan pemerintah berkaitan dengan wabah covid-19 ini. Misalnya pemerintah meminta masyarakat tidak berkumpul dalam suatu lokasi, namun masih ada sebagian masyarakat yang justru menyediakan fasilitas wifi untuk anak-anak usia sekolah bermain dalam jumlah yang banyak.

Gotong royong tersebutlah yang diharapkan terjadi. Sesuai dengan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, yaitu “Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong.” Rasa gotong royong dalam ekosistem pendidikan tersebut akan benar-benar bisa terwujud bila tiga sentra pendidikan bisa bermitra. Siapa mereka, yaitu sekolah (guru), keluarga (orangtua), dan masyarakat. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Oleh sebab itu sebenarnya modal dasar anak bisa menjadi orang sukses berawal dari keluarga.

<script data-ad-client="ca-pub-6144563181456040" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Dalam kemitraan tri sentra pendidikan, orangtua (keluarga) memiliki peran turut serta mendidik anak agar berkarakter dan berbudaya prestasi. Komponen tri sentra pendidikan merupakan komponen yang bisa membentuk ekosisitem yang ideal dalam menumbuhkan karakter dan budaya prestasi anak. Pada kesempatan saat ini merupakan latihan bagi segenap orangtua untuk benar-benar berpartisipasi secara aktif mewujudkan perannya sebagai komponen penting dalam mendidik anak agar menjadi anak yang berkarakter dan berbudaya prestasi. Semoga setelah berakhirnya wabah covid-19 ini, untuk selanjutnya, orangtua terus berperan aktif dalam bergotong royong dengan sekolah menyukseskan pendidikan anak. Jika hal ini bisa terjadi maka keselarasan tri sentra pendidikan bisa terjaga.

Kemitraan tri sentra pendidikan merupakan keniscayaan. Ini, sebenarnya,  tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain dalam peranannya mendukung keberhasilan pendidikan anak. Orangtua memiliki peranan yang pertama dan utama dalam masa pendidikan anak. Peran aktif orangtua sangat diperlukan walaupun anak telah “dititipkan” di sebuah lembaga pendidikan/sekolah. Dalam kaitan dengan ini banyak studi yang mengungkap bahwa peran katif dan keterlibatan keluarga dalam proses pendidikan berbanding lurus secara positif terhadap prestasi belajar dan penumbuhan karakter anak. Oleh sebab itu peran orangtua dan keluarga menjadi kunci keberhasilan pendidikan.

<script data-ad-client="ca-pub-6144563181456040" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Semoga wabah covid-19 ini membawa hikmah yang positif terhadap perkembangan peran orangtua terhadap pendidikan anak. Terjadi sinergi yang semakin baik antara sekolah dengan orangtua. Walaupun antara anak dengan gurunya tidak saling bertemu secara fisik, melakukan kegiatan pembelajaran dipisahkan oleh jarak. Namum mereka disatukan oleh teknologi. Karena memang menurut ilmu sosiologi bahwa interaksi antar manusia tidak harus bertemu langsung, tidak harus bersentuhan atau bertatap muka langsung. Salah satunya bisa melalui media sosial. Inilah yang memungkinkan guru, anak, dan orangtua bisa berkeja sama menyukseskan keberhasilan pendidikan anak. Semoga Allah memudahkannya. Aamiin ya robbal aalamiin.

 

ooo

No comments:

Post a Comment