Wednesday, 8 November 2017

MENGAPA PELIBATAN KELUARGA DAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN ITU PENTING?


Oleh: Sugeng Pamudji

Tulisan ini terinspirasi ketika penulis dikirim dalam Pelatihan Calon Pelatih Pendidikan Keluarga di Yogyakarta pada bulan Februari 2017 yang lalu. Penulis merasa bahwa program ini sangat baik, oleh sebab itu penulis ingin berbagi kepada pembaca melalui tulisan ini. Maka penulis akhirnya menulis apa yang telah diterima dalam pelatihan tersebut. Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Direktorat ini belum lama dibentuk, namun program yang dicanangkan penulis anggap sangat luar biasa.
Program Pelibatan Keluarga dan Masyarakat dalam pendidikan ini merupakan implementasi dari amanat Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang tersebut diamanatkan bahwa Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Pasal 2). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3).
Selain itu juga terdapat pasal-pasal yang menyatakan keterlibatan masyarakat. Pada pasal 8 dinyatakan bahwa masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Selanjutnya pada pasal 54 ayat (1) dinyatakan bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tersebut jelas sekali bahwa keluarga dan masyarakat memiliki peran yang penting dalam menyuskseskan pendidikan.
Tujuan dari pelibatan keluarga dalam pendidikan adalah untuk mewujudkan kerjasama dan keselarasan program pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai tri sentra pendidikan dalam membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya berprestasi peserta didik. Dengan adanya kerterlibatan keluarga dalam pendidikan diharapkan anak-anak akan tumbuh menjadi anak yang sukses, yakni anak yang cerdas, berkarakter, dan mandiri. Ini menjawab anggapan bahkan sikap masyarakat yang selama ini sangat mengandalkan peran satuan pendidikan untuk menjadikan anak menjadi orang yang sukses.
Mengenai tri sentra pendidikan dapat penulis jelaskan bahwa yang turut menyukseskan pendidikan anak (menjadi anak yang sukses) ada tiga komponen yang terlibat. Tiga komponen tersebut adalah satuan pendidikan, masyarakat, dan keluarga. Ketiga komponen tersebut hendaknya memberikan kemanfaatan dalam pendidikan anak (peserta didik). Ini berarti di dalam keluarga, si anak harus memperoleh pendidikan yang baik. Di dalam keluarga itulah akhlaq si anak pertama kali dibentuk. Dalam hal ini orang tua perannya sangat penting. Pikiran, ucapan, sikap, dan perilaku orang tua di rumah akan menjadi contoh bagi si anak.
Peran masyarakat tidak kalah pentingnya terhadap pendidikan anak. Pergaulan si anak tentu tidak hanya di rumah bersama keluarganya, namun si anak juga akan bergaul dengan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu nilai-nilai yang terdapat di masyarakat akan menjadi acuan bagi si anak dalam berpikir, berucap, bersikap, dan berperilaku. Si anak akan menyontoh apa yang terdapat di masyarakat.
Komponen yang ketiga dari tri sentra pendidikan adalah satuan pendidikan. Satuan pendidikan menjadi rumah kedua bagi si anak. Guru  akan menjadi orang tua kedua bagi si anak. Satuan pendidikan (sekolah) hendaknya bisa memberi kenyaman bagi si anak sehingga si anak betah dan senang ketika belajar di satuan pendidikan (sekolah). Satuan pendidikan menjadi ajang belajar, berlatih, dan berkreasi. Bapak dan ibu guru serta tenaga kependidikan di satuan pendidikan harus bisa menjadi teladan bagi si anak, menjadi pengayom, motivator, fasilitator, inspirator bagi si anak.
Ketiga komponen tersebut harus memberi kemanfaatan bagi pertumbuhan dan perkembangan si anak agar menjadi anak yang sukses. Selain itu ketiga komponen tersebut tidak berperan secara terpisah-pisah. Namun harus menjalin hubungan kemitraan. Mereka saling membantu, bahu membahu untuk menyukseskan pendidikan si anak. Bagaimana peran dan hubungan komponen-komponen tri sentra pendidikan tersebut dapat digambar seperti bagan di bawah ini.
Sumber: Materi Pelatihan Calon Pelatih Pendidikan Keluarga
Hubungan kemitraan tri sentra pendidikan tersebut menganut prinsip-prinsip: 1) kesamaan hak, kesejajaran, dan saling menghargai, 2) semangat gotong-royong dan kebersamaan, 3) saling melengkapi dan memperkuat , 4) saling asah, saling asih, dan saling asuh. Dengan prinsip-prinsip hubungan seperti itu, diharapkan tri sentra pendidikan akan menjadi harmonis dalam berupaya menjadikan si anak sukses. Anak akan menjadi manusia yang berkarakter dan memiliki budaya prestasi.
Sugihandari, menyatakan bahwa keterlibatan orangtua berkorelasi erat dengan keberhasilan pendidikan anak. Sejumlah penelitian menunjukkan, keterlibatan orangtua yang lebih besar dalam proses belajar berdampak positif pada keberhasilan anak di sekolah. Keterlibatan orangtua juga mendukung prestasi akademik anak pada pendidikan yang lebih tinggi serta berpengaruh juga pada perkembangan emosi dan sosial anak.
Hasil jajak pendapat yang diselenggarakan Kompas pada 22-24 April 2015 menunjukkan, mayoritas publik menyadari pentingnya peran orangtua dalam pendidikan anak. Pengumpulan pendapat ini dilakukan terhadap 326 responden yang di keluarganya terdapat anak usia sekolah. Tak kurang dari 85 persen responden menyatakan bahwa orangtua dan keluarga memiliki peran paling penting dalam proses pendidikan anak. Hanya 15 persen responden yang menilai peran ini ada di tangan guru dan lingkungan di luar keluarga.
Hal tersebut menunjukkan betapa penting pelibatan keluarga dalam pendidikan sehingga anak menjadi orang yang sukses. Oleh sebab itu pelibatan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan memang sangat diperlukan dan harus selalu dikumandangkan ke masyarakat orang tua. Sampai saat ini program pelibatan keluarga dan masyarakat masih disosialisasikan di puluhan kabupaten/ kota di Indonesia, belum seluruh kabupaten/ kota memperoleh sosialisasi. Pelibatan keluarga dan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kepedulian orang tua, satuan pendidikan, dan masyarakat terhadap narkoba, pornografi, tindak kekerasan, tindakan amoral, dan paham radikal. Dengan pelibatan keluarga dan masyarakat agar berbagai persoalan pendidikan terutama berkaitan dengan karakter anak bangsa dan budaya berprestasinya bisa segera terwujud. Oleh sebab itu perlu adanya percepatan sosialisasi program pelibatan keluarga dan masyarakat tersebut.
Terdapat empat program utama pelibatan keluarga di satuan pendidikan yang dicanangkan oleh Direktorat Pembinaan Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Empat program utama tersebut adalah 1) Pertemuan orang tua dengan wali kelas minimal dua kali/ semester, 2) Mengikuti kelas orang tua (parenting) minimal dua kali/ tahun, 3) Pelibatan orangtua terpilih sebagai nara sumber kelas inspirasi, 4) Pelibatan orangtua dalam pameran karya dan pentas akhir tahun.
Pertemuan orang tua dengan wali kelas. Pertemuan orang tua dengan wali kelas minimal dilakukan dua kali dalam satu semester. Pertemuan tersebut misalnya dilakukan pada awal semester dan pada saat pengambilan rapor. Tujuan Pertemuan dengan Wali Kelas antara lain 1) Orang tua dapat memahami program dan tata tertib sekolah serta dapat memberi usulan/ masukan; 2) Orang tua dapat mendapatkan nomor-nomor telepon penting seperti nomor telepon sekolah, kepala sekolah, wali kelas, dan sesama orang tua; 3) Sekolah dan orang tua dapat menyepakati cara berkomunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua; 4) Orang tua dapat membentuk paguyuban orang tua guna saling berkomunikasi dan wadah kepentingan bersama; 4) Orang tua dapat menyepakati kegiatan dan jadwal kelas orang tua, kelas inspirasi, pentas akhir tahun, dan kegiatan lain untuk mendukung kemajuan sekolah.
Mengikuti kelas orang tua (parenting) minimal dua kali/ tahun. Tujuan Kelas Orang Tua adalah 1) Menambah pengetahuan orang tua dalam mendidik/ mengasuh anak; 2) Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam mendidik anak di sekolah dan di rumah; 3) Sebagai wadah berbagi pengetahuan dan praktik baik dalam mendidik/ mengasuh anak di antara orang tua; 4) Adanya keselarasan dalam mendidik antara yang dilakukan di sekolah dan di rumah; 5) Menumbuhkan jiwa kebersamaan di antara orang tua. Sesuai dengan kebijakan Direktorat Pembinaan Keluarga, materi yang penting untuk disampaikan saat kelas orang tua terdiri materi wajib dan materi lain yang sesuai kesepakatan. Materi wajib terdiri dari: 1) pengasuhan positif dan 2) mendidik anak di era digital. Sedangkan materi lain disesuaikan dengan kesepakatan masing-masing kelompok (paguyuban orang tua). Materi tersebut bisa diunduh dari laman Sahabat Keluarga dengan alamat: sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. tidak menutup kemungkinan materi berasal dari sumber lain. Nara sumber dalam kelas orang tua diutamakan berasal dari orang tua itu sendiri di samping bisa juga menghadirkan nara sumber dari luar. Pengelolaan kelas orang tua diserahkan kepada orang tua itu sendiri sesuai kesepakatan yang pelaksanaannya diutamakan alam lingkup orang tua yang anaknya sekelas; bisa juga suatu saat dilakukan secara bersama-sama (gabungan beberapa kelas atau satu sekolah).
Pelibatan orang tua terpilih sebagai nara sumber kelas inspirasi. Kelas ispirasi dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan waktu saat upacara bendera atau waktu lain minimal sebulan sekali. Kelas inspirasi pada saat upacara bendera dilaksanakan sebulan sekali dengan menghadirkan nara sumber untuk berbicara 15-20 menit yang dapat menginspirasi siswa. Nara sumber yang dihadirkan dapat berasal dari orang tua terpilih, alumni, tokoh masyarakat, pengusaha/ pedagang/ petani sukses, atau berbagai profesi untuk memberikan inspirasi, motivasi, atau pengenalan profesi kepada siswa. Kelas inspirasi juga dapat diisi materi penyuluhan misalnya terkait kekerasan, NARKOBA, pornografi, HIV/ Aids, ancaman radikalisme, dan materi lain yang perlu diketahui atau dapat menginspirasi siswa.
Pentas Kelas di Akhir Tahun Pembelajaran. Tujuannya adalah menggembirakan anak setelah semua tugasnya sebagai pelajar selama setahun tertunaikan. Acara diselenggarakan oleh orang tua bekerjasama dengan pihak satuan pendidikan dengan memanfaatkan waktu setelah ujian akhir semester sebelum penerimaan rapor kenaikan kelas, dengan susunan acara sbb.: 1) Menampilkan hasil karya dan prestasi yang dicapai siswa selama satu tahun: setiap siswa wajib menampilkan hasil karya terbaiknya minimal satu buah karya; 2) Setiap kelas diminta pentas secara bergilir disaksikan oleh para orang tua, undangan, dan siswa kelas lainnya; 3) Acara diakhiri dengan pemberian penghargaan dari orang tua atau sekolah kepada orang tua, guru, dan siswa atas prestasi non akademik yang dicapai atau perilaku baik yang patut diteladani.
Selanjutnya bentuk pelibatan keluarga/ orang tua dalam pendidikan di satuan pendidikan adalah 1) mendukung kegiatan belajar anak di satuan pendidikan; 2) mendukung kegiatan belajar anak di keluarga yang merupakan kesinambungan kegiatan di satuan pendidikan; 3) memantau perkembangan dan hasil belajar anak atau peserta didik secara bersama-sama antara orang tua dengan pihak satuan pendidikan; 4) memberikan masukan/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan berbagai kegiatan satuan pendidikan dalam meningkatkan layanan terhadap kebutuhan perkembangan dan belajar anak.
Memperhatikan uraian tersebut, tampak sekali bahwa betapa penting peranan keluarga dan masyarakat dalam turut serta menyukseskan pendidikan anak. Orang tua tidak hanya menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah/ satuan pendidikan untuk kesusksesan anaknya, melainkan turut serta dalam mengawal agar si anak menjadi anak yang sukses, terutama dalam membangun karakter luhur dan prestasi yang optimal.


Rujukan:
-        Materi kebijakan pelibatan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan yang disampaikan oleh Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia.







No comments:

Post a Comment