Saturday, 29 March 2014

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR



A.     Pengertian Prinsip-Prinsip Belajar
Kata prinsip berasal dari Bahasa Latin yang berarti dasar (pendiri, tindakan) atau sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama (Badudu & Zain dalam Yatim, 2009: 61). Dalam Bahas Inggris principle berarti yang berarti asas atau dasar (Echols, Jm & Shadily, H. dalam Yatim 2009: 61). Menurut Syah Djalinus (dalam Yatim, 2009: 61) kata prinsip mempunyai maksud sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak, bertindak an sebagainya. Menurut Dardiri, A. (dalam Yatim, 2009: 61), kata prinsip (prinsip dasar) yaitu pernyataan kebenaran universal yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya, artinya kebenaran universal yang tidak membutuhkan lagi hal-hal lain untuk membuktikan kebenarannya.
Pengertian belajar sesuai pendapat tokoh-tokoh berbeda-beda, namun esensinya sama. Menurut Wingkel (dalam Yatim, 2009: 61) belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku pada diri-sendiri berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungan. Menurut pandangan Skinner (dalam Yatim, 2009: 62), belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar pada responsnya menurun dalam belajar ditemukan adanya kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar. Respons si pebelajar, konsekuensi yang yang bersifat menguatkan respons tersebut. Menurut Walra, Rochmat (dalam yatim, 2009: 62) belajar adalah merupakan aktivitas atau pengalaman yang menghasilkan perbahan pengetahuan, perilaku, dan pribadi yang bersifat permanen. Perubahan itu dapat bersifat penambahan atau pengayaan pengetahuan, perilaku, atau kepribadian. Mungkin juga dapat bersifat pengurangan atau reduksi pengetahuan, perilaku, atau kepribadian yang tidak dikehendaki.
Prinsip belajar adalah konsep-konsep ataupun asas (kaidah dasar) yang harus diterapkan di dalam proses belajar mengajar. Ini mengnadung maksud bahwa pendidik akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila dapat menerapkan cara mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip belajar. Juga mempunyai anak supaya dapat mengontrol sendiri apakah tugas-tugas mengajar mengajar yang dilakukannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar. Dimyati (dalam Yatim, 2009: 62) mendefinisikan beberapa pedoman yang relative berlaku umum yang dapat kita pakai sebagi  dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi anak didik yang perlu meningkatkan upaya belajarnya, maupun bagi pendidik dalam upaya meningkatkan mengajarnya.
Jadi prinsip-prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak dan sumber motivasi, dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses belajar antara anak didik dan pendidik yang dinamis dan terarah.


B.     Macam-Macam Prinsip Belajar
1.        Prinsip belajar menurut Slameto
Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar, prinsip-prinsip belajar meliputi:
a.   Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
b.       Belajar harus dapat menimbulkan “reinforcement” dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
c.     Belajar perlu lingkunganyang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
d.       Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari, prinsip-prinsip belajar meliputi:
a.        Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
b.       Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.
c.        Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
d.       Repetisi, dalam proses belajar perlu latihan berkali-kali agar pengertian/ ketrampilan/ sikap itu mendalam pad siswa.

2.        Prinsip belajar menurut Gestalt
a.        Belajar berdasarkan keseluruhan
Orang berusaha menghubungkan suatu materi pelajaran dengan pelajaran yang lain sebanyak mungkin. Mata pelajaran yang bulat lebih mudah dimengerti dari pada bagian-bagiannya.

b.       Belajar adalah suatu proses perkembangan
Anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah dating untuk menerima bahan pelajarannya itu. Manusia sebagai suatu organisme yang berkembang, kesediaan mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa, batiniah, tetapi juga perkembangan karena lingkungan dan pengalaman.

c.        Siswa sebagai organisme keseluruhan.
Siswa belajar tak hanya intelektualnya saja, tetapi juga emosinya dan jasmaniahnya. Dalam pengajaran modern guru di samping mengajar, juga mendidik untuk membentuk pribadi siswa.

d.       Terjadi transfer
Belajar pada pokoknya yang terpenting pada penyesuaian pertama adalah memperoleh respons yang tepat. Mudah atau sukarnya problem itu terutama adalah masalah pengamatan bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai betul-betul, maka dapat dipindahkan untuk kemampuan yang lain.

e.        Belajar adalah reorganisasi pengalaman
Pengalaman adalah suatu interkasi antara seseorang dengan lingkungannya. Anak kena api, kejadian ini menjadi pengalaman bagi anak. Belajar itu baru timbul bila seseorang menemui suatu situasi atau soal baru. Dalam mengahadapi itu ia akan menggunakan segala pengalaman yang telah dimiliki. Siswa mengadakan analisis reorganisasi pengalamannya.

f.        Belajar harus dengan insight
Insight adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat pengertian tentang sangkut paut dan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung suatu problem.

g.       Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa.
Hal ini bisa terjadi bila banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan sisa dalam kehidupan sehari-hari.

h.       Belajar berlangsung terus-menerus.
Siswa memperoleh pengetahuan tak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah. Dalam pergaulan, memperoleh pengalaman sendiri-sendiri. Karena itu sekolah harus bekerja sama dengan orang tua di rumah dan di masyarakat, agar semua turut serta membantu perkembangan siswa secara harmonis.

3.        Prinsip belajar menurut Robert H. Davies
Menurut Robert H. Davies (dalam Yatim, 2009: 65), prinsip-prinsip belajar ada Sembilan seperti berikut ini:
a.        Prinsip kemanfaatan
Seorang siswa termotivasi belajar sesuatu hal  yang bermanfaat bagi dirinya.
Agar belajar lebih berarti terdapat 3 teknik, yaitu:
1)      Menghubungkan pelajaran dengan pengalaman siswa di masa lalu.
2)      Menghubungkan keinginan dan nilai belajar pada apa yang dipelajari.
3)      Menghubungkan tujuan siswa pada yang dipelajari dengan memberikan suatu pendangan dari pelajaran tersebut saat mengabarkan kemungkinan penerapan masa depan.

b.       Prinsip prasyarat
Seorang siswa mungkin belajar sesuatu yang baru jika dia memiliki semua prasyarat. Belajar masa lalu sesorang siswa kemungkinan merupakan faktor penentu yang sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan dirinya dalam belajar. Maksudnya yang dimiliki kemampuan prasyarat menemukan kemanfaatan belajar.

c.        Prinsip percontohan
Siswa mungkin lebih mendapatkan perilaku baru jika ia ditunjukkan contoh pekerjaan dan menirukannya.
Ada lima petunjuk yang dapat membantu guru melaksanakan prinsip ini, yaitu:
1)      Para guru harus memberikan nama pada aspek penting dari perilaku yang dicontohkan sebagaimana ditunjukkan.
2)      Para siswa harus menyaksikan contoh penerima penghargaan atas perilakunya.
3)      Contoh tersebut harus dirasakan sebagaimana suatu status tinggi seseorang.
4)      Jika suatu perilaku yang dicontohkan bertentangan dengan nilai dan kepercayaan siswa, siswa tersebut sangat mungkin tidak meniru contoh itu.
5)      Percontohan diterapkanketika mengajar teknis atau keahlian sosial.

d.       Prinsip komunitas terbuka
Komunikasi terbuka memungkinkan siswa untuk belajar apabila penyajian dibuat dengan pesan terbuka untuk inspeksi siswa.
Lima kiat apabila menggunakan prinsip komunikasi terbuka adalah:
1)      Menyatakan tujuan pada siswa Anda.
2)      Sebutkan hubungan dengan memberikan saran dan dorongan pada siswa.
3)      Kapan pun jika memungkinkan tunjukkan fakta apa yang pernah dijelaskan.
4)      Usahakan siswa bisa melihat dan mendengar semua sifat khusus yang dimungkinkan ketika hal tersebut disebutkan.
5)      Gunakan pertanyaan untuk menguji komunikasi.
 
e.        Prinsip hal baru
Seorang siswa mungkin mempelajari jika perhatiannya menarik dengan presentasi yang relatif baru.
Seorang pendidik harus berani dan mau mengubah gaya an alat presentasi dari biasanya.

f.        Prinsip diklat aktif yang sesuai
Siswa lebih aktif belajar apabila mereka mengmabil baian latihan yang disanggupi untuk mencapai tujuan pelajaran.
Ada tiga saran yang berguna membnatu menyesuaikan prinsip tersebut:
1)      Meminta siswa untuk merespons dan menjawab pertanyaan.
2)      Meminta siswa untuk menyusun dan mengatur kembali informasi yang ditemukan dalam bacaan mereka.
3)      Membuat sarana dan suasana belajar pada pekerjaan bila diperlukan.

g.       Prinsip pembagian praktik
HIgard dan Bower (1975) menyampaikan bahwa jika perilaku (perubahan asal belajar) sering dipraktikkan atau digunakan, maka eksistensi perilaku tersebut akan semakin kuat “(law of use)”. Sebaliknya jika perilaku tadi tidak sering dilatih atau digunakan, maka akan terlupakan atau sekurang-kurangnya kaan menurun “(law of disuse)” Syah Muhibin (2002: 85)

h.       Prinsip penghapusan
Seorang siswa lebih mungkin belajar apabila instruksional segera dikeluarkan secara berangsur-angsur.
Pada permulaan instruksi, guru/ pendidik membantu para siswa belajar dengan memberikan petunjuk dan isyarat. Jika siswa menjadi ahli, maka guru/ pendidik menarik atau menghilangkan secara sistematis bantuan, petunjuk, dan isyarat tadi.

i.         Prinsip kondisi yang menyenangkan dan konsekuensinya
Seorang siswa lebih suka terus belajar jika pengajaran yang dilakukan oleh guru dianggap sebagai suatu yang menyenangkan.
Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa enggan di kelas:
1)      Siswa merasa bosan atau kurangnya tantangan dengan sesuatu yang bervariasi.
2)      Siswa adalah subjek dari kondisi yang tidak menantang misalnya kondisi ruangan yang menyebabkan fisiknya tidak menyenangkan.
3)      Siswa merasa frustasi karena dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Misalnya pemberian informasiyang tidak dimengerti oleh siswa.
4)      Perasaan siswa yang terluka yang dapat disebabkan oleh guru membandingkan hasil siswa dengan siswa yang lainnya, adanya gurauan yang keterlaluan, dan kegagalan untuk melakukan sesuatu.
Beberapa prosedur untuk membuat situasi lebih menyenangkan:
1)      Serangkaian tugas yang cukup menantang selama masa training.
Tantangan dapat dibuat sangat mudah dan sangat sulit, sehingga guru harus membagi dan tugasnya untuk siswa yang selalu gagal dalam menjalankan tugasnya, mereka harus diberi tugas yang memungkinkan mereka untuk meraih kesuksesan (lebih mudah) dan jika berhasil guru atau pendidik  akan meninkgatkan kesulitannya secara bertahap.
2)      Beri siswa pengetahuan atas hasil yang telah dicapainya.
Apa yang menyebabkan kegagalan dan bagaimana cara memperbaikinya. Pengetahuan tersebut penting untuk meningkatkan pengetahuannya dan meningkatkan performannya.
3)      Penghargaan atas usahnya dan apa yang diraih ssiwa.

4.        Prinsip belajar menurut Rochman Natawidjaja, dkk
a.        Prinsip efek kepuasan
b.       Prinsip pengulangan
c.        Prinsip kesiapan
d.       Prinsip kesan pertama
e.        Prinsip makna yang dalam
f.        Prinsip bahan baru
g.       Prinsip gabungan

5.        Prinsip belajar yang relative berlaku umum
a.        Perhatian dan motivasi
Dalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dan diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupansehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Mtivation  is the concept we use when describe the force action on pr within an organiism ti initiate and direct nehavior (Petri, Herbert L. dalam Yatim, 2009: 72). Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan asalah satu tujuan untuk mengajar.

b.       Keaktifan
Anak adalah makhluk yang aktif, mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tida bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. John Dawey mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri.

c.        Keterlibatan langsung/ berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, demikian juga siswa harus mengalami sendiri, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik dalambelajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekadar mengamati secara langsung tetapi ada yang tidak menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

d.       Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan yang dikemukakan oleh teori psikolog daya adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya pengamat, menanggap, mengingat, menghayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.
Thordike dalam teori psikolog asosiasi atau koneksionisme, berangkat dari salah satu hukum belajarnya “law of exercise”, ia mengemukakan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antarstimulus dan respons dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons besar.

e.        Tantangan
Teori medan (field theory) dari Kurt Lewin (dalam Yatim, 2009: 74) mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motivasi untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru demikian seterusnya. Agar pada anak timbl motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar hauslah menantang.
Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, discovery juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh.

f.        Balikan dan penguatan
Thordike dalam teorinya “law of effect” mengemukakan, siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merpakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu menurut B. F. Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif maupun negatif dapat memperkuat belajar sebagaimana dikatakan oleh Gagne dan Berliner.

g.       Perbedaan individual
Siswa merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua orang yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan  satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya.
Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.. karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru  dalam upaya pebelajaran. Sistem pendidikan klsikal yang dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kerang lebih sama, demikian  pula dengan pengetahuannya.

C.       Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa
1.        Perhatian dan motivasi
2.        Keaktifan
3.        Keterlibatan langsung/ berpengalaman
4.        Pengulangan
5.        Tantangan
6.        Balikan dan penguatan
7.        Perbeaan individual
D.     Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru
1.        Perhatian dan motivasi
2.        Keaktifan
3.        Keterlibatan langsung/ berpengalaman
4.        Pengulangan
5.        Tantangan
6.        Balikan dan penguatan
7.        Perbedaan individual
E.      KESIMPULAN
Bagi seorang pendidik (guru) sangat penting mempelajari prinsup-prinsp belajar ini. Hal berkaitan dengan keberhasilan dalam pembelajaran di kelas. Dengan mengetahui, kemudian memahami dan selanjutnya menerapkannya dalam pembeljaran di kelas maka tingkat keberhasilan siswa akan meningkat. Siswa akan bisa terlayani sesuai dengan kebutuhannya. Guru tidak memaksakan kehendaknya, karena guru tidak boleh berprinsip, bisa saya ini, maka mau tidak mau siswa yang harus menerimanya. Semoga para pendidika profesional akan selalu mengingat prinsip-prinsp belajar ini ketika membantu siswa belajar. Semoga sukses.

Sumber:

Yatim Riyanto, 2008, Paradigma Baru Pembelajaran, Cetakan pertama, Surabaya, Perdana Media.

No comments:

Post a Comment